
Insiden Penembakan di Kuil Thailand Tewaskan Dua Biksu
AFP, CNN Indonesia | Sabtu, 19/01/2019 20:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok pria bersenjata menyerang kuil Rattanaupap di Provinsi Narathiwat, Thailand, hingga menewaskan dua biksu dan melukai dua lainnya, Jumat (18/1).
Otoritas lokal, Pakdi Preechachon, mengatakan para pelaku berpakaian serba hitam lengkap dengan senapan memasuki kuil yang berlokasi di dekat perbatasan Malaysia itu sekitar Jumat malam.
"Serangan terjadi sekitar pukul 19.30 ketika sekelompok pria bersenjata dengan pakaian serba hitam memasuki kuil melalui sungai dari area belakang," kata Pakdi kepada AFP pada Sabtu (19/1).
"Dua biksu ditembak mati di kuil, sementara dua lainnya terluka," sambungnya.
Di hari yang sama, empat pejabat keamanan di wilayah itu juga terluka akibat dua bom yang meledak di salah satu jalanan dalam serangan terpisah di provinsi tersebut. Seorang pemberontak dilaporkan ditembak mati dalam insiden yang terjadi di dekat sebuah sekolah itu.
Akibat insiden pada Jumat malam itu para biksu diperintahkan menunda upacara pengumpulan sedekah yang berlangsung hari ini di tiga provinsi di selatan Thailand.
Militer juga telah diinstruksikan memperketat pengamanan terhadap pemuka agama Islam di wilayah itu yang kemungkinan juga menjadi target.
Dikutip AFP, wilayah selatan Thailand telah lama didera konflik etnis antara pemberontak Muslim Melayu dan etnis mayoritas Buddha. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Malaysia.
Sejak 2004 lalu, bentrokan antara pemberontak Melayu dan etnis Buddha kerap terjadi di selatan Thailand. Hingga kini, bentrokan tersebut telah menewaskan setidaknya 7 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga sipil.
Para biksu telah lama menjadi target serangan meski jarang terjadi. Wilayah itu semula merupakan bagian dari Malaysia, namun dicaplok Thailand sekitar satu abad lalu.
Human Rights Watch memaparkan 23 biksu tewas sejak 2004 lalu. Kelompok pemerhati hak asasi manusia itu bahkan mengategorikan penembakan kemarin malam sebagai kejahatan perang lantaran menyasar tempat ibadah dan warga sipil.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha mengutuk insiden pada Jumat malam tersebut.
"PM mengecam serangan kurang ajar itu dan menginstruksikan para pejabat menyelidiki dan menemukan para pelaku untuk menghukum mereka," ucap juru bicara pemerintah Thailand, Buddhipongse Punnakanta.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu.
Penembakan itu terjadi berselang sepekan setelah seorang imam di provinsi yang sama tewas ditembak. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah kedua insiden tersebut saling berhubungan.
Pada 10 Januari lalu, empat petugas sukarelawan pertahanan sipil tewas dan seorang bocah terluka dalam penembakan di sebuah sekolah di Provinsi Pattani selatan.
Beberapa hari sebelumnya, salah satu kelompok pemberontak Melayu-Muslim di wilayah itu, Barisan Revolusi Nasional (BRN) bersumpah akan "terus berjuang" melaksanakan propagandanya melalui sebuah pernyataan publik yang langka.
"Thailand tidak bisa bertahan. Jangan membantu dan mendukung Thailand," bunyi pernyataan BRN tersebut. (rds/wis)
Otoritas lokal, Pakdi Preechachon, mengatakan para pelaku berpakaian serba hitam lengkap dengan senapan memasuki kuil yang berlokasi di dekat perbatasan Malaysia itu sekitar Jumat malam.
"Serangan terjadi sekitar pukul 19.30 ketika sekelompok pria bersenjata dengan pakaian serba hitam memasuki kuil melalui sungai dari area belakang," kata Pakdi kepada AFP pada Sabtu (19/1).
"Dua biksu ditembak mati di kuil, sementara dua lainnya terluka," sambungnya.
Akibat insiden pada Jumat malam itu para biksu diperintahkan menunda upacara pengumpulan sedekah yang berlangsung hari ini di tiga provinsi di selatan Thailand.
Militer juga telah diinstruksikan memperketat pengamanan terhadap pemuka agama Islam di wilayah itu yang kemungkinan juga menjadi target.
Dikutip AFP, wilayah selatan Thailand telah lama didera konflik etnis antara pemberontak Muslim Melayu dan etnis mayoritas Buddha. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Malaysia.
Sejak 2004 lalu, bentrokan antara pemberontak Melayu dan etnis Buddha kerap terjadi di selatan Thailand. Hingga kini, bentrokan tersebut telah menewaskan setidaknya 7 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga sipil.
Human Rights Watch memaparkan 23 biksu tewas sejak 2004 lalu. Kelompok pemerhati hak asasi manusia itu bahkan mengategorikan penembakan kemarin malam sebagai kejahatan perang lantaran menyasar tempat ibadah dan warga sipil.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha mengutuk insiden pada Jumat malam tersebut.
"PM mengecam serangan kurang ajar itu dan menginstruksikan para pejabat menyelidiki dan menemukan para pelaku untuk menghukum mereka," ucap juru bicara pemerintah Thailand, Buddhipongse Punnakanta.
Penembakan itu terjadi berselang sepekan setelah seorang imam di provinsi yang sama tewas ditembak. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah kedua insiden tersebut saling berhubungan.
Pada 10 Januari lalu, empat petugas sukarelawan pertahanan sipil tewas dan seorang bocah terluka dalam penembakan di sebuah sekolah di Provinsi Pattani selatan.
Beberapa hari sebelumnya, salah satu kelompok pemberontak Melayu-Muslim di wilayah itu, Barisan Revolusi Nasional (BRN) bersumpah akan "terus berjuang" melaksanakan propagandanya melalui sebuah pernyataan publik yang langka.
"Thailand tidak bisa bertahan. Jangan membantu dan mendukung Thailand," bunyi pernyataan BRN tersebut. (rds/wis)
ARTIKEL TERKAIT

FOTO: Kabut Polusi Menggelayut di Langit Bangkok
Internasional 1 bulan yang lalu
VIDEO: Perempuan Arab Saudi Kabur dari Keluarga ke Thailand
Internasional 1 bulan yang lalu
Thailand Enggan Batalkan Deportasi Warga Saudi Pencari Suaka
Internasional 1 bulan yang lalu
Khawatir Dibunuh, Perempuan Saudi Mengurung Diri di Thailand
Internasional 1 bulan yang lalu
VIDEO: Kawasan Wisata Thailand Diterjang Badai Tropis
Internasional 1 bulan yang lalu
Badai Tropis di Thailand Tewaskan 1 Orang
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

RI Gandeng Thailand-Malaysia Atasi Harga Karet Rendah
Ekonomi • 15 February 2019 23:14
PTDI Incar Ekspor Pesawat ke Thailand dan Nepal
Ekonomi • 12 February 2019 20:17
FOTO: Pemerintah Bangkok Terbangkan Drone Demi Atasi Polusi
Teknologi • 06 February 2019 14:47
Sandi Yakin Indonesia Bakal Jadi Pusat Ekonomi Halal Dunia
Nasional • 01 February 2019 15:05
TERPOPULER

Putra Mahkota Saudi Dinilai Cari Sekutu lewat 'Tamasya' Asia
Internasional • 56 menit yang lalu
Makam Karl Marx Kembali Jadi Sasaran Perusakan
Internasional 2 jam yang lalu
WNI di Luar Negeri Ingin Debat Capres Kedua Lebih Konkret
Internasional 3 jam yang lalu