
Membelot dari Maduro, Puluhan Tentara Venezuela Ditahan
CNN Indonesia | Selasa, 22/01/2019 11:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Venezuela menahan 27 personel militer yang menyatakan ingin membelot dari Presiden Nicolas Maduro pada Senin (22/1).
Penangkapan dilakukan tak lama setelah puluhan anggota militer tersebut mengunggah video yang mengajak masyarakat Venezuela untuk mendukung mereka dengan berdemonstrasi melawan pemerintah di media sosial.
"Kami adalah pasukan profesional Garda Nasional yang melawan rezim pemerintah yang sepenuhnya kami tolak. Saya membutuhkan bantuan Anda semua untuk turun ke jalan," ucap salah satu personel militer yang menyebut dirinya sebagai pemimpin kelompok tersebut dalam video.
Salah satu tangan kanan Maduro yang merupakan Kepala Majelis Konstituante, Diosdado Cabello, mengatakan 25 tentara pembelot ditahan di Caracas, sementara dua lainnya di tempat lain.
Cabello mengindentifikasi pemimpin pemberontak itu sebagai Sersan Mayor Luis Bandres Figueroa.
Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, menjelaskan bahwa puluhan personel militer yang membelot itu sempat menyerang salah satu pos keamanan "dan membawa kabur empat tahanan dan senjata perang."
"Selama penangkapan, senjata curian ditemukan dan (pemberontak) memberikan kesaksian serta informasi yang berguna kepada intelijen dan pengadilan militer," kata Padrino.
Dia menegaskan para pemberontak itu "akan menghadapi proses hukum yang keras."
Penyerangan berlangsung pada Minggu dini hari dan puncaknya terjadi di pos komando militer di Cotiza. Markas militer itu segera dikepung polisi dan pasukan keamanan loyalis Maduro.
"Mereka (pemberontak) dinetralkan, menyerah, dan ditangkap dalam waktu singkat," kata Cabello melalui Twitter-nya seperti dikutip AFP.
"Mereka sudah mengakui rencana detail dan hal pertama yang mereka katakan adalah bahwa mereka ditawari vila-vila dan kastil tetapi dibiarkan sendiri, mereka ditipu. Kami akan menang," ucapnya tanpa menyebutkan siapa yang "menipu" mereka.
Angkatan bersenjata juga dilaporkan menembakkan gas air mata guna membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di luar pos komando. Para demonstran membanting pot-pot di sekitar pos dan memblokir jalanan dengan membakar sampah sebagai bentuk dukungan terhadap pemberontakan.
"Kami ingin Maduro pergi. Kami muak," ucap seorang pria yang ikut berdemonstrasi.
Sementara itu, oposisi utama Maduro sekaligus Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, mendukung penuh upaya tentara pemberontak. Dengan dukungan negara barat seperti Amerika Serikat, Guaido tengah berupaya merebut kekuasaan defacto Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela.
"Apa yang terjadi di Angkatan Bersenjata Nasional di Cotiza adalah demonstrasi yang mengungkapkan perasaan dan keinginan bersama yang bergejolak dari dalam," kata Guaido melalui Twitter.
"Militer kami tahu bahwa rantai komando telah diputus oleh perebutan kantor kepresidenan. Majelis Nasional berkomitmen menawarkan semua jaminan yang diperlukan kepada angkatan bersenjata yang secara aktif berkontribusi memulihkan konstitusi." (rds/has)
Penangkapan dilakukan tak lama setelah puluhan anggota militer tersebut mengunggah video yang mengajak masyarakat Venezuela untuk mendukung mereka dengan berdemonstrasi melawan pemerintah di media sosial.
"Kami adalah pasukan profesional Garda Nasional yang melawan rezim pemerintah yang sepenuhnya kami tolak. Saya membutuhkan bantuan Anda semua untuk turun ke jalan," ucap salah satu personel militer yang menyebut dirinya sebagai pemimpin kelompok tersebut dalam video.
Lihat juga:Venezuela Tahan Belasan Agen Intelijen |
Cabello mengindentifikasi pemimpin pemberontak itu sebagai Sersan Mayor Luis Bandres Figueroa.
Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, menjelaskan bahwa puluhan personel militer yang membelot itu sempat menyerang salah satu pos keamanan "dan membawa kabur empat tahanan dan senjata perang."
"Selama penangkapan, senjata curian ditemukan dan (pemberontak) memberikan kesaksian serta informasi yang berguna kepada intelijen dan pengadilan militer," kata Padrino.
Penyerangan berlangsung pada Minggu dini hari dan puncaknya terjadi di pos komando militer di Cotiza. Markas militer itu segera dikepung polisi dan pasukan keamanan loyalis Maduro.
"Mereka (pemberontak) dinetralkan, menyerah, dan ditangkap dalam waktu singkat," kata Cabello melalui Twitter-nya seperti dikutip AFP.
"Mereka sudah mengakui rencana detail dan hal pertama yang mereka katakan adalah bahwa mereka ditawari vila-vila dan kastil tetapi dibiarkan sendiri, mereka ditipu. Kami akan menang," ucapnya tanpa menyebutkan siapa yang "menipu" mereka.
"Kami ingin Maduro pergi. Kami muak," ucap seorang pria yang ikut berdemonstrasi.
Sementara itu, oposisi utama Maduro sekaligus Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, mendukung penuh upaya tentara pemberontak. Dengan dukungan negara barat seperti Amerika Serikat, Guaido tengah berupaya merebut kekuasaan defacto Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela.
"Apa yang terjadi di Angkatan Bersenjata Nasional di Cotiza adalah demonstrasi yang mengungkapkan perasaan dan keinginan bersama yang bergejolak dari dalam," kata Guaido melalui Twitter.
"Militer kami tahu bahwa rantai komando telah diputus oleh perebutan kantor kepresidenan. Majelis Nasional berkomitmen menawarkan semua jaminan yang diperlukan kepada angkatan bersenjata yang secara aktif berkontribusi memulihkan konstitusi." (rds/has)
FOKUS
Kudeta Takhta Venezuela |
ARTIKEL TERKAIT

Venezuela Tahan Belasan Agen Intelijen
Internasional 10 bulan yang lalu
AS Pertimbangkan Akui Lawan Maduro Sebagai Presiden Venezuela
Internasional 10 bulan yang lalu
Latihan Militer, Rusia Kirim 2 Pesawat Pengebom ke Venezuela
Internasional 11 bulan yang lalu
Kunjungi Rusia, Maduro Cari Pinjaman Uang ke Putin
Internasional 1 tahun yang lalu
Krisis, Tiga Juta Penduduk Venezuela Eksodus ke Luar Negeri
Internasional 1 tahun yang lalu
FOTO: Krisis Ekonomi dan Kekerasan, Caracas Jadi Kota 'Mati'
Internasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

AS Perketat Sanksi Minyak ke Venezuela
Ekonomi • 07 June 2019 12:29
Ramadan dan Bumbu di Venezuela
Gaya Hidup • 01 June 2019 13:51
Pasokan Kian Ketat, Harga Minyak Menguat Pekan Lalu
Ekonomi • 15 April 2019 08:06
Sanksi Trump Bikin Ekspor Minyak Venezuela Anjlok 40 Persen
Ekonomi • 01 March 2019 13:54
TERPOPULER

Trump Batal Masukkan Kartel Meksiko ke Daftar Teroris
Internasional • 48 menit yang lalu
66 Ribu Warga Filipina Mengungsi Akibat Topan Kammuri
Internasional 1 jam yang lalu
Polisi Prancis Tangkap 90 Orang dalam Demo Sistem Pensiun
Internasional 5 jam yang lalu