Insiden Bendungan Jebol Ancam Suku Pedalaman Brasil

CNN Indonesia
Kamis, 31 Jan 2019 05:12 WIB
Jebolnya bendungan di Brasil membahayakan kehidupan suku Nao Xoha di pedalaman. Sungai yang menjadi sumber kehidupan mereka tercemar limbah.
Limbah lumpur akibat bendungan Vale di Brasil jebol. (REUTERS/Washington Alves)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dampak hancurnya bendungan penampungan sisa penambangan bijih besi milik perusahaan Vale di Brasil turut membahayakan pihak lain. Limpahan lumpur dan limbah dari bendungan itu mencemari sungai dan mengancam keberlangsungan suku Nao Xoha di pedalaman setempat.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (30/1), suku Nao Xoha di pedalaman Pataxo-Hahahae bermukim hanya beberapa kilometer dari lokasi bendungan yang jebol. Selama ini mereka menggantungkan hidup dari ikan-ikan di Sungai Paraopeba sebagai sumber makanan utama.

Penduduk desa juga memanfaatkan keberadaan sungai itu untuk mandi dan mencuci pakaian. Namun, kini sungai itu tercemar lumpur dan material sisa penambangan.
Limbah itu mengubah air sungai yang dulunya jernih menjadi cokelat berlumpur. Sekitar 80 warga penduduk desa mengatakan mereka tidak yakin jika terpaksa harus angkat kaki dan mencari tempat tinggal baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada hari Kamis, saya di sini mencuci pakaian saya, mandi dengan anak-anak saya, dan sekarang saya bahkan tidak bisa menyentuh sungai," kata warga Pataxo Hahahae, Sot de Ionara, sambil menahan air mata.

"Hati kami sangat sedih mengetahui bahwa tidak ada yang bisa dilakukan," ujar dia.

Kehidupan Suku Nao Xoha juga sudah terancam ketika Presiden Jair Bolsonaro berniat memangkas persyaratan dan peraturan bagi perusahaan pertambangan, yang seharusnya menjadi perlindungan bagi masyarakat adat. Insiden runtuhnya bendungan itu diharap membuka mata Bolsonaro akan bahaya rencana kebijakannya.
Lembaga urusan adat Brasil, Funai mengatakan pihaknya berkomitmen untuk membantu warga Nao Xoha. Mereka meminta pemerintah memastikan ketersediaan air bagi suku itu dan hal-hal lainnya.

"Anda pikir perusahaan tambang peduli akan hal ini? Apakah Anda pikir ada wali kota yang peduli dengan daerah ini? Mereka hanya peduli dengan uang - dan tambang," kata Sot de Aigoho. (syf/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER