Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Kolombia melarang masuk 200 orang yang terkait dengan "kepemimpinan diktator" Presiden
Nicolas Maduro di
Venezuela.
Presiden Migrasi Kolombia, Christian Kruger, mengatakan bahwa daftar nama pejabat yang dilarang masuk itu mencakup "pejabat yang memiliki hubungan dekat dan mendukung Maduro."
Kruger tak menutup kemungkinan daftar nama ini akan bertambah panjang dalam beberapa bulan ke depan, sesuai dengan pertimbangan lebih lanjut.
Salah satu orang yang masuk daftar tersebut adalah Ronald Alexander Ramirez Mendoza yang dilaporkan sudah mendarat di Kota Barranquilla, Karibia, pada Rabu (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hari lalu, Maduro mengangkat Mendoza menjadi pemimpin sebuah perusahaan Venezuela yang bermarkas di Barranquilla.
Menurut Kruger, keputusan untuk melarang masuk ratusan orang ini merupakan bagian dari langkah yang diambil Lima Group, salah satu blok beranggota 14 negara Amerika Latin, untuk "membantu mencari solusi damai atas krisis Venezuela."
Kolombia adalah salah satu negara kawasan yang menolak Maduro dan mendukung Juan Guaido. Pemimpin parlemen Venezuela itu mendeklarasikan diri sebagai presiden interim di tengah demonstrasi besar-besaran untuk menolak Maduro.
Guaido tak hanya didukung Kolombia, tapi juga sejumlah negara lain, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Chile, dan Australia.
Sementara itu, Maduro masih didukung Rusia, Turki, China, dan paling penting ia masih memegang kekuasaan atas militer.
(has)