Jakarta, CNN Indonesia --
Juan Guaido, pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim
Venezuela, mengatakan bahwa pihaknya sempat menggelar pertemuan rahasia dengan militer dalam upaya menggulingkan
Nicolas Maduro.
"Transisi akan membutuhkan dukungan dari kontingen kunci militer. Kami sudah menggelar sejumlah pertemuan rahasia dengan angkatan bersenjata dan pasukan keamanan," kata Guaido dalam tulisan opininya di
The New York Times, seperti dikutip
Reuters, Rabu (30/1).
Guaido kemudian membeberkan bahwa dalam pertemuan rahasia itu, pihak oposisi menawarkan amnesti bagi para personel militer yang mau membelot.
"Penarikan dukungan militer dari Maduro sangat penting untuk memungkinkan pergantian pemerintahan dan mayoritas dari mereka yang bertugas setuju bahwa pergulatan negara akhir-akhir ini tak bisa dipertahankan," tulis Guaido.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Guaido, Maduro sudah tidak mengantongi dukungan masyarakat karena tak mampu membawa Venezuela bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pekan lalu, warga di berbagai penjuru bahkan turun ke jalan untuk meminta Maduro turun.
Namun, di tengah pergolakan ini, militer masih menyatakan dukungan bagi Maduro. Guaido pun menyerukan demonstrasi untuk mendesak militer menentang Maduro pada Rabu (30/1).
Ribuan lantas memadati ruas-ruas jalan di sejumlah kota di Venezuela. Sambil memukul pot-pot dan meniup peluit, para demonstran berteriak, "Pasukan bersenjata, kembalikan martabat kalian!"
Guaido sendiri mengambil alih kekuasaan secara sepihak demi membentuk pemerintahan transisi pada pekan lalu, ketika gelombang demonstrasi anti-Maduro kian tinggi di Venezuela.
Ia pun langsung mendapatkan dukungan dari negara Barat dan Amerika Latin, seperti Amerika Serikat, Kanada, Chile, Meksiko, bahkan sampai Australia.
Sementara itu, enam negara besar Eropa mendesak Maduro untuk menggelar pemilihan umum dengan batas waktu hingga akhir pekan ini. Jika tidak, mereka juga akan mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela.