Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan warga
Christchurch,
Selandia Baru, menggelar aksi hening untuk menghormati 50 korban tewas dalam teror
penembakan di dua masjid di kota tersebut pekan lalu.
Sejumlah media lokal melaporkan bahwa aksi tersebut dimulai dari University of Otago menuju stadion rugby, Forsyth Barr Stadium, yang dapat ditempuh dalam waktu kira-kira 20 menit.
Di stadion itu, sudah berkumpul 15 ribu orang yang datang dari suku Maori, juga kelompok-kelompok Muslim.
Hadir dalam aksi tersebut, Wali Kota Dunedin, Dave Cull, berkata, "Kita harus mengetahui apa yang harus diubah sehingga ini tak harus terjadi lagi. Untuk semua saudara-saudara Muslim saya, kalian adalah bagian berharga dari kami dan kami merangkul kalian."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari yang sama, sejumlah warga Selandia Baru lainnya hadir di upacara pemakaman massal korban penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood tersebut.
AFP melaporkan bahwa ini adalah hari yang penting bagi Selandia Baru. Selain karena warga bersatu untuk menunjukkan solidaritas bagi Muslim, Perdana Menteri Jacinda Ardern juga mengumumkan revisi aturan kepemilikan senjata.
[Gambas:Video CNN]Ardern mengumumkan bahwa kini, pemerintah Selandia Baru melarang penjualan senapan semi-otomatis, yang dilaporkan digunakan oleh pelaku penembakan dalam aksinya Jumat pekan lalu.
Ia juga menyatakan bahwa Selandia Baru akan menggelar upacara peringatan teror Christchurch, meski waktunya belum ditentukan.
Sebelumnya, Ardern juga mengumumkan bahwa Selandia Baru akan menyiarkan azan salat Jumat pekan ini secara nasional sebagai simbol solidaritas.
(has)