Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan diplomat
Amerika Serikat, Candace Marie Claiborne (63), mengaku bersalah dalam kasus suap dan menjual informasi kepada intelijen
China. Dia mengaku berdusta di hadapan penyidik soal penerimaan uang dari mata-mata Negeri Tirai Bambu, dengan imbalan memberikan informasi rahasia.
"Candace Marie Claiborne menjual integritas dan informasi rahasia AS demi uang dan gratifikasi lain dari agen asing yang dia tahu bekerja untuk China," kata Wakil Jaksa Agung John Demers, seperti dilansir
AFP, Kamis (25/4).
Menurut dokumen Kementerian Hukum AS, Claiborne ditugaskan di Beijing dan Shanghai sebagai penata madya manajemen di kedutaan besar dan konsulat jenderal AS sejak 2007. Ketika itu dia berkenalan dengan dua lelaki yang merupakan intelijen China di bawah Kementerian Keamanan Dalam Negeri.
Claiborne lantas dibujuk untuk memberikan informasi rahasia berupa dokumen dan membocorkan kegiatan Kemlu AS. Dia mau melakukan itu dengan imbalan uang US$10 ribu dan sejumlah gratifikasi lain.
Perbuatan Claiborne terbongkar dan dia ditangkap dua tahun lalu. Di hadapan penyidik dia tidak mengaku sangkaan berkonspirasi untuk merugikan AS dan menjalin kontak dengan agen asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(ayp)