Seorang Diduga Mata-mata UEA Bunuh Diri di Penjara Turki

CNN Indonesia
Senin, 29 Apr 2019 15:22 WIB
Satu dari dua orang diduga mata-mata Uni Emirat Arab yang ditahan oleh aparat Turki dilaporkan bunuh diri dalam penjara.
Ilustrasi penjara. (Istockphoto/menonsstocks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari dua orang diduga mata-mata yang ditahan oleh aparat Turki dilaporkan bunuh diri dalam penjara. Keduanya diduga adalah agen intelijen yang bekerja untuk Uni Emirat Arab.

Seperti dilansir Reuters, Senin (29/4), tahanan yang bunuh diri itu adalah Zaki Y. M. Hasan (55). Dia ditemukan gantung diri di dekat pintu kamar mandi di sel tunggal Lembaga Pemasyarakatan Silivri, Istanbul.

Jasadnya ditemukan oleh sipir ketika mengantarkan makanan pada pagi hari. Akan tetapi, nasib seorang terduga intelijen yang lain belum diketahui. Uni Emirat Arab sampai saat ini belum memberikan pernyataan apapun soal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut media massa Turki, TRT, kedua orang yang ditahan itu memegang paspor Palestina. Mendiang Hasan disebut adalah seorang pensiunan tentara berpangkat mayor jenderal dan merupakan perwira senior intelijen.
Seseorang yang mengaku anak Hasan, Youssef, mengaku terkejut dan sedih ayahnya meninggal. Dia menyatakan orang tuanya pergi ke Turki untuk bekerja, dan keluarga hilang kontak sejak 7 April lalu. Dia meminta jasad ayahnya dipulangkan dan mendesak Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mendesak penyelidikan.

"Kami terkejut beliau ditangkap dengan tuduhan yang dibuat-buat. Saya meminta dibentuk komite medis, termasuk dokter Palestina, untuk mengautopsi jasad ayah saya untuk mengungkap kebenaran," kata Youssef dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memang bersekutu. Mereka berseteru dengan Turki ketika terjadi blokade terhadap Qatar.

Di samping itu, Saudi dan UEA tidak mendukung partai AKP yang dipimpin Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menerapkan prinsip Ikhwanul Muslimin. Kedua negara itu menentang organisasi yang didirikan oleh mendiang Hasan al-Banna itu.
Menurut seorang pejabat aparat keamanan Turki, keduanya mengaku memata-matai warga Arab di negara itu.

Pejabat senior Turki mengatakan salah satu dari mereka tiba di Turki pada Oktober 2018, beberapa hari setelah Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, kata pejabat itu. Ia menambahkan bahwa seorang lainnya datang untuk membantu rekannya tersebut. Menurutnya, agen tersebut telah dipantau selama enam bulan terakhir.

Penangkapan dilakukan di Istanbul pada 15 April, sebagai bagian dari penyelidikan kontraintelijen. Pejabat Turki menyita sebuah komputer bersandi di ruang terpisah yang tersembunyi, yang pejabat katakan kepada Reuters sebagai markas komplotan mata-mata.
Pejabat itu, yang minta identitasnya dirahasiakan, mengatakan sejumlah laporan yang diperoleh dari agen tersebut menunjukkan bahwa operasi intelijen mereka diarahkan untuk memata-matai politikus yang diasingkan dan mahasiswa.

Diduga mereka terkait dengan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Khashoggi merupakan wartawan yang gencar mengkritik kebijakan Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman. Terutama dalam hal pelanggaran hak asasi manusia di dalam negeri dan di luar negeri. Seperti keterlibatan Saudi dalam Perang Yaman.

Sejak itu diduga Khashoggi menjadi target pemerintah Saudi. Kesempatan muncul ketika dia disebut datang ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Menurut kekasihnya, Hatice Cengiz, dia mengantar Khashoggi karena hendak mengurus dokumen untuk keperluan menikah.

[Gambas:Video CNN]


Masalah kesehatan mental jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi pihak yang bisa membantu, misalnya saja Komunitas Save Yourselves https://www.instagram.com/saveyourselves.id, Yayasan Sehat Mental Indonesia melalui akun Line @konseling.online, atau Tim Pijar Psikologi https://pijarpsikologi.org/konsulgratis. (ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER