Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Rusia memastikan tidak akan melarang
Sukhoi Superjet 100 setelah pesawat jenis tersebut milik maskapai Aeroflot mengalami kecelakaan yang menewaskan 41 orang pada Minggu (5/5).
"Tak ada dasar untuk memutuskan [pelarangan] itu," ujar Menteri Transportasi Rusia, Yevgeny Ditrikh, saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan pelarangan Sukhoi Superjet 100, sebagaimana dikutip
Reuters.
Menurut Ditrikh, aparat masih menyelidiki penyebab pesawat penerbangan Aeroflot itu meledak saat melakukan pendaratan darurat di bandara Moskow.
Namun, pilot pesawat tersebut, Denis Yevdokimov, mengatakan bahwa ia terpaksa melakukan pendaratan darurat "karena petir."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yevdokimov mengatakan bahwa ia terpaksa memindah mode ke kendali darurat "karena petir" saat penerbangan Aeroflot tersebut baru saja lepas landas dari Arctic menuju Murmansk.
"Kami berhasil menyambung kembali komunikasi melalui frekuensi darurat di sambungan radio kami. Namun, sambungan itu hanya bisa sebentar dan putus-putus. Hanya bisa menyampaikan beberapa kata," ujar Yevdokimov kepada surat kabar Komsomolskaya Pravda.
Saat melakukan pendaratan darurat di bandara Moskow, pesawat itu terlihat terbakar di landasan pacu.
Sejumlah penumpang juga mengaku melihat kilat menyambar beberapa saat sebelum pesawat Aeroflot itu putar balik.
"Saya melihat kilat putih," tutur seorang penumpang, Dmitry Khlebushkin, kepada kantor berita
RIA.
[Gambas:Video CNN]Seorang penumpang lainnya, Pyotr Egorov, juga melihat pesawat itu tersambar petir. Ia kemudian mengenang momen menegangkan kala pendaratan darurat.
"Pesawat menabrak daratan berulang kali seperti belalang dan meledak di landasan," katanya.
(has)