Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri
Iran, Javad Zarif, memperingatkan "konsekuensi menyakitkan bagi semua orang" jika
Amerika Serikat berani memperkeruh ketegangan dengan negaranya.
"Akan ada konsekuensi menyakitkan untuk semua (jika) ada eskalasi-eskalasi yang mengancam Iran. Itu pasti," kata Zarif, Selasa (21/5).
Ancaman ini diperkuat dengan pernyataan Presiden Hassan Rouhani yang menuturkan kapan pun AS mengancam dan menekan Iran, "mereka akan menyesali itu hanya dalam waktu kurang dari dua jam."
Relasi AS-Iran kembali memanas sekitar dua pekan lalu menyusul ultimatum Rouhani. Ia mengancam akan melakukan pengayaan uranium, langkah yang mengindikasikan Iran bakal melanjutkan program senjata nuklirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah itu diambil Iran setelah AS di bawah kepemimpinan Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir JCPOA pada Mei 2018 lalu. Washington juga kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Teheran.
[Gambas:Video CNN]Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling melontarkan ancaman dan beradu mulut. Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah.
Trump juga mengatakan Iran akan hancur jika menyerang AS. Namun, pada awal pekan ini, Trump bermain lebih lembut dengan menyatakan AS bersedia untuk berdialog jika Iran yang memulai inisiatif.
Meski demikian, Zarif menegaskan Iran tak akan pernah berdialog dengan "pihak yang melanggar janji mereka sendiri."
Ia juga menegaskan Iran tidak berminat untuk berperang. Zarif menganggap tidak ada pihak yang "memiliki ilusi bahwa mereka bisa menghadapi Iran."
(rds/has)