Anti-Yahudi Marak, Pejabat Jerman Sebut Kaum Kanan dan Muslim

afp | CNN Indonesia
Minggu, 26 Mei 2019 00:41 WIB
Saat bicara soal peningkatan serangan anti-Yahudi di Jerman, Komisioner anti-Semitisme Jerman Felix Klein menunjuk kaum kanan dan muslim.
Ilustrasi Yahudi. (REUTERS/Raheb Homavandi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner anti-Semitisme Jerman Felix Klein memperingatkan orang-orang Yahudi tentang potensi bahaya memakai topi tradisionalnya, kippah, lantaran ada peningatan serangan anti-Yahudi.

"Saya tidak bisa menyarankan orang Yahudi untuk mengenakan kippah di mana-mana sepanjang waktu di Jerman," kata dia dalam sebuah wawancara, dikutip dari AFP, Sabtu (25/5).

Dia pun mengaku mengubah pandangannya dibandingkan dengan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Klein menyebut faktor peningkatan insiden anti-Semitisme itu adalah "pencabutan hambatan dan ketidaksadaran yang meningkat di masyarakat".

"Internet dan media sosial telah berkontribusi besar dalam hal ini, tetapi begitu juga serangan terus-menerus terhadap budaya mengingat."

Saat politikus kanan-jauh disalahkan dalam peningkatan kasus anti-semitisme, Klein juga menyebut ada pemicu dari beberapa Muslim yang terpengaruh oleh tontonan dari televisi tertentu "yang menyiarkan citra mengerikan Israel dan Yahudi".

Ia juga menyarankan polisi, guru, dan pengacara lebih terlatih untuk mengenali perilaku yang "didefinisikan dengan jelas" sebagai perilaku yang tak bisa diterima dan "apa yang diizinkan dan apa yang tidak".

Komentarnya datang hanya beberapa minggu setelah pakar hukum tentang anti-semitisme di Berlin mengatakan bahwa masalah itu tetap mengakar di masyarakat Jerman.

"Anti-Semitisme selalu ada di sini. Tetapi saya berpikir bahwa baru-baru ini, ia kembali menjadi lebih keras, lebih agresif dan mencolok," kata Claudia Vanoni kepada AFP.

Menurut data kementerian dalam negeri, kejahatan anti-Semit meningkat 20 persen di Jerman tahun lalu.

Menteri Kehakiman Katarina Barley mengatakan kepada surat kabar Handelsblatt bahwa peningkatan itu "memalukan bagi negara kita" tetapi menambahkan bahwa polisi "waspada".

Vanoni juga mengatakan bahwa peningkatan penggunaan platform online memungkinkan orang untuk mengekspresikan pandangan ekstremnya tanpa hambatan.

Selain itu, kehadiran partai kanan-jauh AfD di parlemen, yang para pemimpinnya secara terbuka mempertanyakan penebusan Jerman atas kekejamannya pada Perang Dunia II, juga dinilai berkontribusi pada perubahan pandangan itu.

[Gambas:Video CNN] (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER