Jakarta, CNN Indonesia --
Turki memastikan tidak akan menunda proses penerimaan sistem pertahanan rudal S-400 dari
Rusia, mengabaikan permintaan
Amerika Serikat selama ini.
"Laporan di sejumlah media bahwa Turki mempertimbangkan menunda penerimaan S-400 atas permintaan Amerika Serikat sama sekali tak sesuai dengan kenyataan," ujar Menteri Pertahanan India, Hulusi Akar, Jumat (31/5).
Akar kemudian berkata, "Proses pengiriman S-400 dari Rusia akan tetap berjalan sesuai rencana."
Kabar mengenai pertimbangan penundaan ini merebak pada pertengahan Mei lalu. Saat itu, seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Turki mempertimbangkan penundaan ini setelah AS melayangkan permintaan resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reuters sendiri belum dapat mendapatkan konfirmasi resmi dari pemerintah Turki terkait kabar pertimbangan penundaan ini.
Namun sebelumnya, Fahrettin Altun selaku juru bicara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa pembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia sudah disepakati.
Pejabat AS menganggap pembelian sistem pertahanan rudal ini "sangat problematik" karena dapat berdampak pada program kerja sama kedua negara.
AS dan negara-negara anggota NATO khawatir sistem radar dalam S-400 dapat melacak jet F-35 sehingga nantinya akan sulit menghindari senjata Rusia.
[Gambas:Video CNN]Ankara sendiri sudah mendesak AS untuk membentuk kelompok kerja yang bertugas meneliti risiko bahaya S-400 pada F-35. Namun, AS menolak pembentukan pokja tersebut.
Selisih pendapat ini merupakan perseteruan teranyar antara AS dn Turki. Sebelumnya, kedua negara sudah beberapa kali bersitegang.
Sejumlah isu yang sempat memanaskan hubungan kedua negara adalah permintaan ekstradisi Fethullah Gulen dari AS, perbedaan kebijakan di Timur Tengah, hingga sanksi atas Iran.
(has)