Demo Lanjutan RUU Ekstradisi Hong Kong Kembali Ricuh

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jun 2019 16:49 WIB
Polisi Hong Kong juga melepaskan tembakan peluru karet karena beralasan unjuk rasa damai itu berubah menjadi kerusuhan.
Ilustrasi demo anti RUU Ekstradisi di Hong Kong. (REUTERS/Tyrone Siu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Regu antihuru-hara kepolisian Hong Kong melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa demonstrasi damai yang menolak pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi. Meski demikian, mereka menyatakan akan tetap bertahan sampai pemerintah setempat membatalkan pembahasan RUU kontroversial itu.

Seperti dilansir CNN, Rabu (12/6), unjuk rasa masih berlangsung hingga sore waktu setempat. Cuaca dilaporkan sempat hujan deras pada tengah hari dan membuat para pengunjuk rasa memilih meneduh.
Lokasi demonstrasi sempat lengang karena para demonstran juga beristirahat dan mencari makan. Namun, menjelang sore para demonstran kembali memadati lokasi unjuk rasa di sekitar gedung legislatif. Kebanyakan dari mereka yang bergabung adalah para pekerja dan pelajar yang pulang dari berkegiatan seharian.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan legislatif hari ini memutuskan menunda melanjutkan pembahasan RUU itu hari ini. Pimpinan kelompok Front Hak Asasi Manusia Hong Kong (CHRF), Jimmy Sham, menyatakan mereka akan terus berdemonstrasi sampai tuntutan mereka supaya Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, membatalkan pembahasan RUU dipenuhi.

"Kami telah menjalankan aksi damai di sekitar gedung legislatif, dan kami berhasil menghentikan Presiden Dewan Legislatif, Andrew Leung, menggelar rapat hari ini," kata Jimmy.
Aksi yang mulanya berjalan damai kini berubah menjadi ricuh. Sejumlah pengunjuk rasa yang terkena gas air mata memilih mundur dan menyelamatkan diri. Sebagian bertahan dengan menghalau tembakan gas air mata menggunakan payung.

Polisi juga mulai merangsek maju dengan menyingkirkan pagar besi yang semula disusun para demonstran sebagai barikade. Mereka mencoba memukul mundur konsentrasi massa. Mereka melakukan hal itu dengan alasan unjuk rasa sudah berubah menjadi tindak kerusuhan.

[Gambas:Video CNN] (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER