Pemimpin Hong Kong Minta Maaf Kepada Pengunjuk Rasa

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 17 Jun 2019 01:21 WIB
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam meminta maaf kepada ratusan ribu orang yang berunjuk rasa dan berpakaian hitam, Minggu (16/6).
Pengunjuk rasa di Hong Kong. (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam meminta maaf kepada ratusan ribu orang yang berunjuk rasa dan berpakaian hitam, Minggu (16/6). Pengunjuk rasa mempertahankan seruannya agar Lam mengundurkan diri atas penanganan RUU yang akan memungkinkan orang dikirim ke China untuk diadili.

Lam mengeluarkan permintaan maaf yang langka terjadi satu hari setelah dia menunda RUU ekstradisi tanpa batas waktu. RUU yang memicu salah satu protes paling keras di kota dalam beberapa dekade.

Juru bicara pemerintah mengatakan bahwa pekerjaan pemerintah yang buruk atas RUU tersebut telah menyebabkan kontroversi dan perselisihan substansial di masyarakat dan menyebabkan kekecewaan dan kesedihan
Lam meminta maaf kepada orang-orang Hong Kong untuk ini dan berjanji untuk mengambil sikap yang paling tulus dan rendah hati untuk menerima kritik dan melakukan perbaikan dalam melayani publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengunjuk rasa membentuk lautan hitam di sepanjang jalan, jalan setapak dan stasiun kereta api di seluruh pusat keuangan Hong Kong untuk melampiaskan frustrasi dan kemarahan mereka pada rancangan undang-undang dan penanganan pemerintah atas demonstrasi yang dihasilkan.

Penangguhan dramatis RUU pada Sabtu (15/6) adalah salah satu retret politik paling signifikan oleh pemerintah Hong Kong sejak Inggris mengembalikan wilayah itu ke China pada tahun 1997, dan mempertanyakan kemampuan Lam untuk terus memimpin kota.

Protes ini pun merupakan yang terbesar di Hong Kong sejak President China Xi Jinping berkuasa pada 2012 dan menimbulkan tantangan bagi kepemimpinan di Beijing saat mereka bergulat dengan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Washington dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Para kritikus mengatakan undang-undang ekstradisi yang direncanakan dapat mengancam kedaulatan hukum Hong Kong dan reputasi internasionalnya sebagai pusat keuangan Asia. Beberapa taipan Hong Kong sudah mulai memindahkan kekayaan pribadi ke luar negeri.

(age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER