Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat berencana kembali menggelar rangkaian perundingan baru dengan kelompok
Taliban. Hal itu dilakukan untuk membicarakan perdamaian dan mengakhiri perang sipil di
Afghanistan yang telah berlangsung selama 18 tahun terakhir.
Utusan AS untuk urusan Afghanistan, Zalmay Khalilzad, menuturkan kedua belah pihak akan memulai perundingan putaran ketujuh pada 29 Juni mendatang.
"Berdasarkan kunjungan saya ke Afghanistan dan Qatar baru-baru ini, saya percaya semua pihak menginginkan kemajuan yang cepat," papar Khalilzad melalui Twitternya, Minggu (23/6).
Kementerian Luar Negeri AS menuturkan negosiasi baru akan berlangsung di Qatar layaknya pembicaraan-pembicaraan terdahulu. Khalilzad berharap negosiasi kali ini dapat membicarakan masalah penarikan pasukan AS pertama yang dikirim setelah serangan teror 11 September 2001 atau 9/11.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gantinya, Taliban berjanji tidak akan menjadikan Afghanistan sebagai sarang kelompok radikal seperti Al-Qaidah, yang menjadi alasan utama AS menyerbu Afghanistan selama hampir dua dekade terakhir.
Selama ini, Taliban berulang kali menolak gagasan AS untuk mengakhiri perang sipil dan pemberontakan mereka di Afghanistan.
Pemimpin Taliban, Haibatullah Akhundzada, mengatakan bahwa perlawanan kelompoknya "terhadap pendudukan AS mendekati keberhasilan."
Pesan itu diucapkan Akhundzada dalam sebuah pesan saat momen perayaan Hari Raya Idul Fitri awal bulan Juni.
Meski telah berdialog dengan AS, Taliban belum melanjutkan negosiasi dengan pemerintah resmi Afghanistan. Namun, dikutip
AFP, seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuturkan Jerman dan Qatar tengah berupaya mengatur pertemuan antar-pihak bersengketa di Afghanistan.
(rds/ayp)