Suhu di Sebagian Kawasan Eropa Berangsur Menurun

CNN Indonesia
Senin, 01 Jul 2019 14:34 WIB
Suhu di Kota Paris dilaporkan mulai turun hingga 10 derajat Celcius. Namun, suhu di Jerman dan Italia masih panas.
Ilustrasi gelombang panas di Eropa. (Christophe ARCHAMBAULT / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suhu udara di kawasan barat Eropa dilaporkam mulai menurun sejak Minggu (30/6) kemarin, sejak diterpa gelombang panas mulai awal pekan lalu. Hal ini tentu membawa kegembiraan karena cuaca bakal kembali normal, setelah penduduk sempat mengalami kegerahan selama hampir sepekan.

Di wilayah Paris, Prancis, suhu diperkirakan mulai turun sekitar 10 derajat Celcius. Namun, hal ini berbeda dengan kawasan Jerman tengah dan timur dimana suhu terus meningkat.

Sementara itu, suhu di Italia juga masih tergolong tinggi sebelum hujan badai akhirnya mendinginkan wilayah itu pada Selasa pekan lalu. Di hari yang sama, wilayah Bad Kreuznach, Jerman juga mencatat suhu hingga 38,9 derajat Celcius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Reuters, Senin (1/7), Jerman sejauh ini tercatat menjadi wilayah dengan suhu udara tertinggi pada Juni. Sementara, Spanyol sempat mengalami tiga insiden kebakaran akibat gelombang panas yang melanda daerahnya.
Spanyol bahkan mengerahkan sejumlah pemadam kebakaran dengan bantuan lebih dari 700 tentara dan bom air guna memadamkan kobaran api. Sedangkan di Roma, Paus Fransiskus juga sempat menyampaikan kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus.

"Saya berdoa bagi mereka yang menderita akibat cuaca panas dalam beberapa hari terakhir; mereka yang sakit, yang tua, mereka yang bekerja di luar, di bagian konstruksi, semoga tak ada yang terabaikan ataupun dieksploitasi," kata Paus Fransiskus.

Gelombang panas yang melanda sejumlah negara khususnya wilayah Eropa selama sepekan terakhir telah memicu kebakaran dan polusi udara. Suhu ekstrem ini juga membuat sejumlah orang meninggal, yakni empat orang di Prancis, dua orang di Italia, serta dua warga di Spanyol.

Korban berjatuhan lainnya juga terjadi di Frankfurt, Jerman di mana seorang atlet lari asal Amerika Serikat, Sarah True, pingsan dalam arena ketika hampir mencapai lintasan akhir perlombaan.

"Banyak pelari yang pingsan selama setengah pertandingan maraton yang dilakukan ketika suhu mencapai 33 derajat Celcius. 24 pelari telah dilarikan ke klinik untuk menerima perawatan," ujar petugas pemadam kebakaran di Hamburg.
Sementara itu, empat stasiun cuaca di Spanyol melaporkan suhu udara di wilayahnya naik dari 38,8 hingga 41,9 derajat Celcius pada bulan Juni. Kenaikan suhu udara di Spanyol yang mencapai 42 derajat Celcius pada Sabtu (29/6) pekan lalu telah mengakibatkan dua ribu hektare hutan di Almorox terbakar.

Kebakaran juga merambat hingga ke kawasan Madrid yang mengakibatkan evakuasi terpaksa dilakukan di sebuah desa dan kawasan perkemahan.

Badan Meteorologi Prancis, Meteo France, telah menerbitkan peringatan siaga tertinggi pertama kalinya sejak suhu udara mencapai 45,9 derajat Celcius pada Jumat (28/6) pekan lalu.

Menurut laporan Meteo France, Prancis menjadi negara Eropa ketujuh yang mencapai suhu 45 derajat Celcius bersama degan Bulgaria, Portugal, Italia, Spanyol, Yunani dan Makedonia Utara.

[Gambas:Video CNN]

Para ilmuwan mengatakan gelombang panas yang terjadi akhir-akhir ini mungkin diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar fosil. Sementara, para meteorologi lebih merujuk pada ledakan udara panas dari utara Afrika di awal musim panas di Eropa.

Akibatnya, pemerintah daerah di beberapa kota di Eropa menerapkan larangan sementara terhadap penggunaan kendaraan bermotor sebagai langkah anti polusi guna memperbaiki kualitas udara di daerahnya. (ajw/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER