Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri
Iran, Javad Zarif, mengklaim bahwa negaranya sudah memperkaya uranium hingga melebihi batas yang ditentukan dalam perjanjian nuklir pada 2015 lalu.
"Iran sudah melebihi batas 300 kilogram yang ditentukan," ujar Zarif sebagaimana dilansir kantor berita
ISNA, seperti dikutip
AFP, Senin (1/7).
Zarif mengatakan bahwa dunia seharusnya tidak terkejut karena Iran sudah mewanti-wanti soal pengayaan uranium ini sejak Mei lalu.
Pada 8 Mei lalu, Presiden Hassan Rouhani untuk pertama kalinya melontarkan ancaman bakal melanjutkan pengayaan uranium jika pihak-pihak peneken kesepakatan nullir tak membela Iran dari dera sanksi AS.
Melalui pidato di stasiun televisi nasional Rouhani melontarkan langsung ancaman tersebut kepada negara-negara yang menandatangani kesepakatan nuklir JCPOA itu, yakni Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian yang digagas di era Barack Obama itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Sebagai timbal balik, Iran harus menyetop segala bentuk upaya pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
[Gambas:Video CNN]Namun, di bawah komando Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.
Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling lontar ancaman. Presiden Donald Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah.
(has)