Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyatakan
Amerika Serikat tidak akan mengizinkan
Iran mengembangkan senjata
nuklir.
Hal itu diutarakan Washington setelah Teheran menyatakan produksi pengayaan uranium mereka melebihi batas yang ditentukan dalam perjanjian nuklir pada 2015 lalu.
"Tekanan maksimum terhadap rezim Iran akan terus berlanjut sampai para pemimpinnya mengubah tindakan mereka," bunyi pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, Senin (1/7).
"Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan pernah mengizinkan Iran mengembangkan senjata nuklir. Adalah sebuah kesalahan untuk mengizinkan Iran mengembangkan uranium dalam batas level apa pun berdasarkan kesepakatan nuklir 2015."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut AS, komunitas internasional "harus mengembalikan standar nonproliferasi yang sudah lama tidak diterapkan terhadap Iran."
Dilansir
AFP, relasi Iran dan AS terus memburuk, terutama setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memutuskan menarik Negeri Paman Sam keluar dari pakta perjanjian nuklir Iran 2015 pada 2018 lalu.
Sejak itu, Trump kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Iran.
Perjanjian itu disepakati oleh Iran serta lima negara anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jerman, dan Uni Eropa.
Pakta yang digagas di era Barack Obama itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran. Sebagai timbal balik, Iran harus menyetop segala bentuk upaya pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
Pada Mei lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam akan melanjutkan pengayaan uranium lagi jika negara Eropa tidak bisa membela Teheran dari sanksi AS.
[Gambas:Video CNN]Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling lontar ancaman. Presiden Donald Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah
(rds/ayp)