Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin eksekutif
Hong Kong, Carrie Lam, meminta untuk bertemu dengan mahasiswa dari sejumlah universitas yang ikut serta dalam
demonstrasi menolak rancangan undang-undang ekstradisi.
"[Lam] belakangan ini mulai mengundang anak-anak muda dari latar belakang berbeda untuk bertemu, termasuk mahasiswa universitas dan anak muda yang ikut serta dalam protes," ujar juru bicara Lam melalui sebuah pernyataan pada Jumat (5/7).
Himpunan mahasiswa di salah satu kampus terbesar di daerah tersebut, Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST), mengaku sudah menerima undangan itu.
Namun, mereka menolak memenuhi undangan tersebut karena Lam meminta pertemuan yang bersifat tertutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dialog semacam itu harus terbuka untuk semua warga untuk berpartisipasi dan mengizinkan semua orang untuk bicara," demikian pernyataan himpunan mahasiswa HKUST yang dikutip
Reuters.
Jubir Lam pun mengatakan bahwa pemimpin Hong Kong itu berharap himpunan mahasiswa HKUST mempertimbangkan kembali keputusan mereka.
Lam menjelaskan bahwa pertemuan itu memang sengaja dibuat dengan skala kecil dan tertutup agar dapat memfasilitasi "pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam."
Sementara itu, pemimpin himpunan mahasiswa Universitas Hong Kong, Jordan Pang, mengaku belum menerima undangan untuk bertemu dengan Lam.
Meski demikian, Pang hanya akan mau menghadiri undangan semacam itu jika pemerintah berjanji tak akan menyelidiki orang-orang yang ikut serta dalam demonstrasi pada 9 Juni dan 1 Juli lalu.
"Saya tidak mengerti mengapa dia tidak secara terbuka merespons permintaan rakyat, tapi memilih untuk mengadakan pertemuan tertutup," ucap Pang.
Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, "Kami ingin mengetahui apakah pemerintah memang tulus ingin berkomunikasi dengan anak muda atau ini hanya pertunjukan politik."
Kisruh ini sendiri bermula ketika pemerintah Hong Kong menggodok RUU ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus diadili di luar negeri, termasuk China.
Proposal aturan ini menyulut amarah warga Hong Kong karena khawatir akan sistem peradilan di China yang kerap bias dan dipolitisasi.
[Gambas:Video CNN]Kekhawatiran ini muncul di tengah peningkatan seruan agar Hong Kong benar-benar memisahkan diri dari China.
Setelah serangkaian demonstrasi yang berakhir ricuh, Lam pun mengumumkan bakal menunda pembahasan RUU ekstradisi tersebut.
Namun, para demonstran tetap mendesak agar RUU itu benar-benar dibatalkan. Mereka pun menyerukan agar Lam mundur dari jabatannya.
(has)