Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat keamanan
Malaysia dilaporkan menangkap empat warga asing yang diduga terkait dengan kelompok radikal dan militan. Mereka yang ditangkap terdiri dari dua warga
Rohingya, seorang warga Filipina, dan satu warga India.
Seperti dilansir
Reuters, Selasa (9/7), menurut penjelasan aparat Malaysia, kedua warga Rohingya itu diduga mendukung gerakan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA). Menurut Kepala Polis Diraja Malaysia, Datuk Seri Abdul Hamid Bador, kelompok itu dianggap sebagai teroris oleh pemerintah Myanmar.
Menurut Hamid, etnis Rohingya yang ditangkap terdiri dari seorang buruh bangunan berusia 41 tahun. Tersangka ini diketahui membuat rekaman video ancaman pembunuhan terhadap Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, yang diunggah ke media sosial.
Sedangkan seorang warga Filipina yang ditangkap berusia 54 tahun. Dia diduga terlibat dalam kelompok Abu Sayyaf dan ikut dalam aksi penculikan di perairan Sabah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan warga India yang dibekuk berusia 24 tahun. Dia diduga membantu seorang petinggi organisasi separatis Sikh, Babbar Khalsa International (BKI). Dia bekerja sebagai teknisi elevator yang diduga mengirim uang sebesar US$1,835 (sekitar hampir Rp26 juta) untuk mendanai kegiatan BKI di Asia Tenggara.
[Gambas:Video CNN]Sekitar 10 ribu etnis Rohingya saat ini bermukim di Malaysia dan berusaha mencari suaka. Mereka pergi dari kampung halamannya di Myanmar untuk menghindari pembantaian dan persekusi aparat serta kelompok radikal setempat.
(ayp)