Jakarta, CNN Indonesia -- Kuba kembali mengoperasikan kereta penumpang pada Sabtu (13/7) yang sempat tak beroperasi selama empat dekade.
Pengoperasian gerbong kereta baru itu juga merupakan hasil kerja sama Kuba dengan sekutunya, Rusia dan China.
Selama lebih dari empat dekade sistem kereta di Kuba terbilang sangat kuno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem yang mulai beroperasi sejak tahun 1830-an itu minim pemeliharaan akibat terbatasnya anggaran selama Amerika Serikat melakukan embargo perdagangan terhadap Kuba.
Kereta telah bertahun-tahun menjadi salah satu angkutan umum termurah namun tidak efisien untuk melakukan perjalanan jarak jauh di pulau terbesar di Karibia itu.
Kereta ini membutuhkan waktu 24 jam untuk melintasi hampir 900 km dari Havana di barat ke Santiago di timur - durasi dua kali lipat sama dengan perjalanan mobil.
Tiket kereta seringkali sulit didapat, dengan infrastruktur yang berantakan tidak mampu memenuhi permintaan, dan kereta tidak berjalan sesuai jadwal.
Penumpang juga harus maklum dengan jendela dan pintu yang hilang serta kursi yang retak. Kecelakaan menjadi semakin umum dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi pemerintah Kuba berencana untuk mengubah semua itu pada tahun 2030, memulai dengan meningkatkan peralatannya, sebelum pindah ke tugas yang lebih berat yaitu memulihkan jalur kereta api.
Pada Mei lalu, mereka menerima 80 gerbong kereta biru buatan China, termasuk yang berangkat ke arah timur dari Havana pada hari Sabtu, dan mengharapkan untuk menerima 80 lagi tahun depan, menurut situs web milik pemerintah Cubadebate.
"Ini adalah langkah pertama transformasi sistem kereta api Kuba," kata Eduardo Hernandez, kepala Co Kereta Api Nasional Kuba.
Mencerminkan reformasi pasar dari ekonomi yang direncanakan secara terpusat di negara sosialis, gerbong kereta baru terbagi menjadi kelas satu dan dua, dengan yang sebelumnya memiliki AC.
"Kuba tak memiliki gerbong kereta baru sejak tahun 1970-an," Menteri Transportasi Eduardo Rodriguez seperti dikutip oleh Cubadebate bulan lalu. "Kami hanya menerima gerbong bekas."
Sementara kereta baru diharapkan mengurangi waktu perjalanan, Kuba tetap membutuhkan jalur baru atau yang dipulihkan untuk menjalankan kereta dengan kecepatan penuh.
Kuba telah menandatangani kesepakatan bernilai hampir US$1 miliar dengan Rusia untuk memodernisasi jalur kereta api, menurut kantor berita Interfax, meskipun rinciannya belum dirilis.
Pada 2017, perusahaan milik negara Russian Railways (RZD) mengatakan kepada Reuters pihaknya juga sedang bernegosiasi untuk kereta berkecepatan tinggi antara Havana dan resor pantai Varadero.
Kereta membawa 6,1 juta penumpang pada 2018, turun dari 10 juta penumpang pada 2013, menurut kantor statistik.
(reuters/ard)