Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Ukraina mengklaim telah menangkap seorang sopir truk gandeng yang diduga membawa rudal Buk buatan Rusia, dan diperkirakan digunakan untuk menembak jatuh pesawat maskapai
Malaysia Airlines bernomor penerbangan
MH17 pada 2014 silam. Insiden itu menewaskan 298 penumpang dan awak.
"Kami berhasil menahan seorang pemberontak yang diduga pernah mengemudikan truk itu ke wilayah Donetsk. Sekarang dia akan dihukum di sini," kata perwakilan Badan Intelijen Ukraina (SBU), Vitaly Mayakov, seperti dilansir
Reuters, Kamis (18/7).
Mayakov tidak membeberkan identitas tahanan itu. Padahal, menurut dia, terduga pelaku itu ditangkap dua tahun lalu.
Menurut Mayakov, dari hasil penyelidikan ada lebih dari 150 orang yang terlibat dalam pengiriman rudal itu. Dia menyatakan seluruhnya telah terlibat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudal Buk yang digunakan untuk menembak penerbangan MH17 diduga adalah milik Brigade Rudal Antipesawat Rusia ke-53 yang bermarkas di Kursk. Namun, Rusia selalu membantah hal itu.
Pesawat nahas itu ditembak jatuh ketika dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia pada Juli 2014.
Saat itu pilot memutuskan keluar dari jalur penerbangan untuk menghindari cuaca buruk, tetapi justru melintasi wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak pro Rusia.
Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyatakan empat orang yang menjadi tersangka dalam kejadian itu adalah tiga warga Rusia yakni Igor Girkin, Sergey Dubinskiy dan Oleg Pulatov, serta seorang warga Ukraina, Leonid Kharchenko. Mereka memutuskan akan menerbitkan surat perintah penangkapan secara nasional dan internasional untuk keempat orang itu.
Menurut hasil penyelidikan, Girkin adalah mantan perwira militer yang ditugaskan di Badan Intelijen Rusia (FSB). Sedangkan Dubinskiy adalah bekas agen Badan Intelijen Tempur Angkatan Bersenjata Rusia (GRU). Kemudian Pulatov adalah mantan anggota pasukan khusus Rusia, Spetsnaz-GRU.
Sedangkan latar belakang Kharchenko tidak diketahui, tetapi diduga dia memimpin unit kelompok pemberontak di Donetsk pada Juli 2014.
Keempat orang itu tidak disangka terlibat langsung dalam menembakkan rudal kepada MH17, tetapi mereka diduga kuat sengaja mengirim rudal Buk untuk tujuan menembak pesawat yang dianggap mencurigakan.
[Gambas:Video CNN]Persidangan terhadap keempat orang itu akan dimulai pada 9 Maret 2020 di Kompleks Pengadilan Schiphol, Belanda. Proses peradilan akan tetap dilakukan walaupun para tersangka tidak hadir (in absentia).
(ayp)