Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil penyelidikan atas kejadian serangan rudal terhadap pesawat maskapai
Malaysia Airlines bernomor penerbangan
MH17 menyimpulkan ada empat tersangka. Insiden yang terjadi pada 2014 silam itu menewaskan 298 penumpang dan awak, saat pesawat itu melintas di kawasan timur Ukraina yang dikuasai kelompok pemberontak pro Rusia.
Seperti dilansir
CNN, Kamis (20/6), Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyatakan empat orang yang menjadi tersangka dalam kejadian itu adalah tiga warga Rusia yakni Igor Girkin, Sergey Dubinskiy dan Oleg Pulatov, serta seorang warga Ukraina, Leonid Kharchenko. Mereka memutuskan akan menerbitkan surat perintah penangkapan secara nasional dan internasional untuk keempat orang itu.
Menurut hasil penyelidikan, Girkin adalah mantan perwira militer yang ditugaskan di Badan Intelijen Rusia (FSB). Sedangkan Dubinskiy adalah bekas agen Badan Intelijen Tempur Angkatan Bersenjata Rusia (GRU). Kemudian Pulatov adalah mantan anggota pasukan khusus Rusia, Spetsnaz-GRU.
Sedangkan latar belakang Kharchenko tidak diketahui, tetapi diduga dia memimpin unit kelompok pemberontak di Donetsk pada Juli 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keempatnya disangka menyebabkan jatuhnya penerbangan MH17, menyebabkan kematian dan membunuh 298 penumpang dan awak penerbangan MH17," kata jaksa asal Belanda, Fred Westerbeke.
Westerbeke menyatakan meski keempat tersangka tidak disangka terlibat langsung dalam menembakkan rudal kepada MH17, tetapi mereka diduga kuat sengaja mengirim rudal Buk untuk tujuan menembak pesawat.
Para penyelidik menyatakan tidak akan memerintahkan ekstradisi karena undang-undang dasar Rusia dan Ukraina melarang hal itu. Namun, mereka meminta kedua negara bekerja sama dalam penyelidikan itu.
Westerbeke menyatakan persidangan terhadap keempat orang itu akan dimulai pada 9 Maret 2020 di Kompleks Pengadilan Schiphol, Belanda. Proses peradilan akan tetap dilakukan walaupun para tersangka tidak hadir (
in absentia).
Rudal Buk yang digunakan untuk menembak penerbangan MH17 diduga adalah milik Brigade Rudal Antipesawat Rusia ke-53 yang bermarkas di Kursk. Namun, Rusia selalu membantah hal itu. Pesawat nahas itu ditembak jatuh ketika dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia pada Juli 2014.
Saat itu pilot memutuskan keluar dari jalur penerbangan untuk menghindari cuaca buruk, tetapi justru melintasi wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak pro Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan akan berupaya menangkap Kharchenko.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan hasil penyelidikan tim gabungan yang berasal dari Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina itu cuma untuk memojokkan mereka.
Sedangkan Girkin yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Rakyat Donetsk, negara bentukan pemberontak Ukraina, menyatakan kelompok separatis tidak bertanggung jawab dalam insiden itu. Dia juga mengaku belum pernah ditemui oleh anggota penyelidik gabungan yang mengusut insiden itu.
[Gambas:Video CNN] (ayp/ayp)