Trump Bantah Iran Tangkap 17 Mata-mata CIA

CNN Indonesia
Senin, 22 Jul 2019 22:30 WIB
Presiden Donald Trump membantah klaim bahwa Iran menangkap 17 mata-mata yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Presiden Donald Trump membantah klaim bahwa Iran menangkap 17 mata-mata yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA). (Reuters/Joshua Roberts)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump membantah klaim bahwa Iran menangkap 17 mata-mata yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).

"Laporan bahwa Iran menangkap mata-mata CIA benar-benar salah. Kebenarannya nol," kicau Trump melalui akun Twitter pribadinya, Senin (22/7).



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melanjutkan pernyataannya, Trump menulis, "Hanya kebohongan dan propaganda (seperti penembakan drone) yang dikeluarkan oleh Rezim Keagamaan yang sangat gagal dan tak tahu apa yang harus diperbuat."

Tak cukup sampai di situ, amarah Trump berlanjut hingga ia menyindir masalah perekonomian di Iran yang diindikasikan berpengaruh pada sikap negara pimpinan Presiden Hassan Rouhani tersebut.

"Perekonomian mereka mati dan akan lebih buruk. Iran benar-benar kacau balau," tulis Trump.
Pernyataan ini dirilis tak lama setelah Kementerian Intelijen Iran mengumumkan bahwa mereka menahan 17 agen mata-mata CIA, beberapa di antaranya bahkan sudah dihukum mati.

"Mata-mata itu teridentifikasi dipekerjakan di pusat-pusat sektor swasta yang sensitif dan vital di bidang ekonomi, nuklir, infrastruktur, militer, dan siber di mana mereka mengumpulkan informasi rahasia," demikian isi pernyataan kementerian tersebut.

CIA sendiri hingga kini belum merilis pernyataan apa pun terkait klaim Iran tersebut. Seperti dilansir AFP, CIA memang biasanya tak akan berkomentar mengenai laporan terkait agen atau informan mereka yang ditahan atau tewas di lapangan.

[Gambas:Video CNN]

Pernyataan bantahan Trump ini pun langsung menuai kritik, termasuk dari mantan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Ned Price.

"Ada alasan pemerintah TIDAK PERNAH berkomentar mengenai klaim semacam itu. Ketika ada tudingan lagi dan tidak ada jawaban [dari pemerintah], klaim itu akan dianggap benar," kata Price. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER