Resmi Jadi PM Inggris, Boris Johnson Janji Tuntaskan Brexit

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jul 2019 02:33 WIB
Boris Johnson resmi mengambil alih jabatan PM Inggris dari tangan Theresa May dengan janji akan menuntaskan proses negosiasi Brexit.
Boris Johnson resmi mengambil alih jabatan PM Inggris dari tangan Theresa May dengan janji akan menuntaskan proses negosiasi Brexit. (Reuters/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia -- Boris Johnson resmi mengambil alih jabatan Perdana Menteri Inggris dari tangan Theresa May dengan janji akan menuntaskan proses negosiasi negaranya keluar dari Uni Eropa atau Brexit.

Janji tersebut terlontar dari mulut Johnson saat memberikan pidato pertama di kantor PM Inggris, tak lama setelah bertemu dengan Ratu Elizabeth di Istana Buckingham.

"Kami akan memenuhi janji parlemen kepada rakyat dan keluar dari UE pada 31 Oktober, tanpa jika atau tapi," ujar Johnson sebagaimana dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johnson mengaku siap melakukan negosiasi lebih lanjut dengan Uni Eropa mengenai kemungkinan kesepakatan kerja sama usai Inggris hengkang.
Namun, Johnson kembali menegaskan bahwa ia tak menutup kemungkinan untuk membawa Inggris keluar dari UE tanpa kesepakatan apa pun.

Didampingi pasangannya, Carrie Symonds, mantan Wali Kota London itu berkata, "Tentu penting untuk mempersiapkan kemungkinan Brussels menolak negosiasi lebih lanjut dan kita dipaksa keluar tanpa kesepakatan."

Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, sendiri langsung mengucapkan selamat kepada Johnson dan mengatakan bahwa ia siap membicarakan kesepakatan lebih lanjut.

"Saya menanti pertemuan dengan Anda untuk mendiskusikan secara rinci kerja sama kita," ujar Tusk.
Namun, jalan Johnson diprediksi bakal penuh rintangan karena pemerintah Inggris sendiri sampai sekarang masih terbelah.

Para loyalis May tak sepakat dengan pendirian Johnson yang terbuka akan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun setelahnya.

Mereka menganggap Inggris seharusnya masih mempertahankan sejumlah kerja sama agar roda perekonomian mereka terus berputar lancar.

Akibat perbedaan pendapat ini, sejumlah menteri pun mengundurkan diri ketika Johnson diprediksi kuat bakal menjadi pengganti May.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, gagasan untuk keluar dari UE tanpa kesepakatan juga terus digaungkan oleh pihak oposisi May, termasuk ketua Partai Brexit, Nigel Farage.

"Saya harap Boris Johnson dapat menjadi PM yang baik dengan janji 'lakukan atau mati'-nya untuk melakukan Brexit pada 31 Oktober," kata ketua Partai Brexit, Nigel Farage.

Farage kemudian berkata, "'Lakukan atau mati' itu bukan hanya untuk Brexit, tapi juga masa depan Partai Konservatif. Apakah dia punya keberanian untuk melayani negara?" (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER