Jakarta, CNN Indonesia -- Senat
Amerika Serikat gagal mencegah penjualan
senjata senilai US$81 miliar atau setara Rp113,1 triliun ke
Arab Saudi.
Dikutip
AFP, AS tetap akan melanjutkan penjualan senjata setelah Presiden Donald Trump memveto tiga resolusi Kongres yang memblokir penjualan senjata kepada negara sekutu termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Pada Senin (29/7), pemungutan suara yang dilakukan Kongres tak memenuhi jumlah dukungan untuk bisa membatalkan veto Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kongres memutuskan memblokir penjualan senjata sebagai satu langkah yang dianggap sebagai sentilan bagi Presiden Donald Trump.
Penolakan ini mulai digaungkan sejak akhir tahun lalu, ketika Trump dianggap terlalu lembek terhadap Saudi ketika kasus pembunuhan Jurnalis The Washington Post Jamal Khashoggi mencuat.
Para pengkritik juga mengatakan penjualan senjata hanya akan memperburuk perang di Yaman.
[Gambas:Video CNN]Arab Saudi memimpin koalisi yang didukung AS dalam pertempuran melawan pemberontak Houthi yang disokong Iran. PBB menyebut perang tersebut telah memicu krisis kemanusiaan terparah di dunia.
Pemerintahan Trump mengambil langkah luar biasa dengan melewati Kongres untuk menyetujui penjualan senjata pada Mei lalu. Saat itu Trump beralasan Iran sebagai "ancaman mendasar" bagi stabilitas Timur Tengah.
Senator Demokrat Ben Cardin mengatakan, dengan tidak menghalangi penjualan, Partai Republik telah "melepaskan tanggung jawab yang diamanatkan konstitusi" untuk melakukan pengawasan.
"Kami memiliki kewajiban hukum dan moral untuk memastikan bahwa senjata AS tidak digunakan untuk menindas hak asasi manusia atau melakukan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah," kata Cardin.
Anggota Komite Hubungan Luar Negeri itu menunjuk pada serangan artileri Saudi ke Yaman utara pada Senin pagi di mana petugas medis menyebut ada 13 warga sipil tewas, termasuk dua anak-anak.
(dea)