Halau Demo Pencabutan Otonomi Kashmir, India Tahan 560 Orang

CNN Indonesia
Kamis, 08 Agu 2019 15:35 WIB
Otoritas India dilaporkan menahan lebih dari 560 orang di Kashmir demi membendung protes penolakan pencabutan status otonomi khusus terhadap daerah itu.
Wajah konflik di Kashmir. (REUTERS/Cathal McNaughton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas India dilaporkan menahan lebih dari 560 orang di Kashmir demi membendung protes penolakan pencabutan status otonomi khusus terhadap daerah itu, Kamis (8/8).

Media lokal Press Trust of India dan Indian Express melaporkan ratusan orang yang ditahan itu terdiri dari profesor, politikus, pengusaha, hingga aktivis universitas. Mereka lalu dibawa ke pusat penahanan darurat di kota-kota seperti Srinagar, Baramulla, dan Gurez.


Penahanan berlangsung setelah sejumlah demonstrasi berlangsung di Kashmir menolak pencabutan status otonomi yang telah melekat selama tujuh dekade terakhir itu. Melalui dekrit presiden, Perdana Menteri Narendra Modi mencabut status istimewa terhadap Kashmir pada awal pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Status istimewa itu memberikan kewenangan bagi otoritas Kashmir untuk membuat aturan hukum secara mandiri selama ini.

[Gambas:Video CNN]

Seorang pemrotes bahkan dilaporkan tewas setelah terjun ke sungai menghindari pengejaran kepolisian.

Penahanan juga terjadi menjelang pidato Modi di radio nasional pada Kamis malam ini untuk menjelaskan keputusannya mencabut status istimewa Kashmir.

Parlemen India juga telah mengesahkan undang-undang pembagian wilayah Kashmir menjadi dua bagian yang akan diperintah langsung oleh New Delhi.


Dikutip AFP, selain menetapkan jam malam, puluhan ribu pasukan India juga telah dikerahkan untuk menertibkan Kashimir yang kembali bergejolak sejak akhir Juli lalu. 

Otoritas India bahkan telah mencabut akses telepon dan internet di Kashmir hingga semakin mengisolasi wilayah itu.

Keamanan Kashmir kembali bergolak pada Selasa (28/7) ketika empat tentara India dan tiga anggota militan tewas akibat ledakan bom mobil serta bentrokan lainnya. Insiden itu lantas memicu aksi baku tembak antara pasukan India dan pemberontak.


Pencabutan status istimewa Kashmir diduga dilakukan oleh New Delhi sebagai respons atas krisis keamanan yang terjadi di wilayah itu belakangan ini.

Situasi keamanan yang tidak kondusif ini juga memicu otoritas keamanan penerbangan komersial India mengimbau bandara di seluruh negeri untuk memperketat pengamanan karena "keamanan sipil semakin menjadi target empuk serangan teroris" di tengah kisruh Kashmir. (rds/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER