Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Inggris,
Boris Johnson, mendesak anggota legislatif di parlemen untuk segera mendukung tenggat yang diberikan supaya negara itu keluar dari Uni Eropa (
Brexit) pada 31 Oktober mendatang. Dia tidak ingin bernasib sama seperti pendahulunya, Theresa May.
Dia menyatakan akan tetap mendukung hasil jajak pendapat tiga tahun lalu yang hasilnya adalah mendukung Inggris hengkang dari blok itu.
"Saya pikir para anggota parlemen harus mendukung dan mewujudkan yang sudah mereka janjikan terus menerus kepada rakyat: yaitu mereka akan mewujudkan mandat rakyat pada 2016 dan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober," kata Johnson di Inggris, seperti dilansir
Reuters, Jumat (9/8).
Johnson sempat ditanya mengenai kemungkinan dia bakal bernasib sama seperti May, yang tidak didukung oleh parlemen ketika mengajukan usulan skema Brexit. Saat itu bahkan Partai Konservatif yang mengusung May menarik dukungan di parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan tetap meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, karena itu adalah pilihan rakyat," kata Johnson.
Sejak resmi menjabat sebagai PM Inggris pada pekan lalu, Johnson juga enggan berdiskusi dengan pemimpin Uni Eropa terkait negosiasi Brexit sampai blok tersebut mau melakukan perundingan ulang.
[Gambas:Video CNN]Keengganan Johnson itu memperkuat kemungkinan Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun. Spekulasi itu membuat nilai tukar poundsterling turun ke level terendah sejak 2017 lalu.
(ayp/ayp)