Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan
Amerika Serikat menghentikan program pengembangan alat pencegah
rudal balistik senilai belasan triliun rupiah, Rabu (22/8).
Dilansir dari
AFP, masalah desain menjadi penyebab dibatalkannya kontrak pembuatan sistem persenjataan versi baru yang disebut sebagai Redesigned Kill Vehicle (RKV) itu.
Program yang dipimpin Boeing tersebut menelan biaya sebesar lebih dari US$1 miliar atau setara lebih dari Rp14 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri Pertahanan bagian riset dan teknis Michael Griffin mengatakan pembatalan program itu merupakan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Pengembangan program terkadang menghadapi berbagai masalah. Setelah melakukan uji coba, kami memutuskan bahwa program ini tidak akan berhasil, sehingga kami tidak melakukannya lagi," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Sistem persenjataan berbasis darat tersebut bekerja dengan cara menembakkan senjata dari pencegah rudal sebagai bentuk pertahanan AS dari serangan rudal balistik jarak panjang.
Program ini mengalami berbagai masalah beberapa tahun terakhir.
Pada Desember 2018, Jubir Departemen Pertahanan Letnan Kolonel Robert Caver membuat pernyataan bahwa Badan Pertahanan Misil menyimpulkan ada "komponen kritis tertentu" yang belum sesuai persyaratan teknis.
Ia menambahkan bahwa Griffin kemudian memutuskan menghentikan kontrak dan mencari solusi lain akibat permasalahan desain yang sulit diatasi dan terlalu mahal untuk diperbaiki pada Mei lalu.
"Riset dan uji coba yang didapat hingga berakhirnya program ini akan memberikan perkembangan pada alat pencegah di masa depan termasuk sebuah kendaraan mematikan," ujarnya.
(fls/dea)