Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah
pesantren di
Liberia terbakar pada Selasa (17/9) kemarin. Sebanyak 27 santri dan dua pengajar meninggal dalam kejadian itu.
"Anak-anak tengah belajar membawa Alquran ketika api mulai menyala," ujar juru bicara Kepolisian Liberia, Moses Carter.
Carter sebelumnya menyatakan ada 30 murid tewas dalam kebakaran itu. Namun, dia meralatnya dengan mengatakan ada 27 anak yang tewas dalam insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan dua anak yang selamat telah dilarikan ke rumah sakit.
Carter menyebut hasil penyelidikan awal menunjukkan kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik.
Api melahap gedung sekolah yang terletak di pinggiran Ibu Kota Monrovia pada Selasa tengah malam waktu setempat.
"Saya tengah tertidur ketika mendengar suara bising dari luar. Ketika saya buka pintu belakang rumah, kami melihat asap dan api yang datang dari depan bangunan," kata saksi Zazay Ballah.
Presiden Liberia, George Weah, telah meninjau langsung tempat kejadian dan mengungkapkan duka cita terhadap para keluarga korban.
"Kami berada di sini untuk menyemangati para orang tua korban agar mereka diberi semangat dan kekuatan karena adalah hal yang sangat perih untuk kehilangan anak-anak kita dengan cara seperti ini," kata Weah kepada wartawan di lokasi kejadian seperti dikutip
AFP.
Seluruh korban tewas dilaporkan telah dimakamkan secara massal sesuai tradisi Muslim.
[Gambas:Video CNN]Dalam kesempatan terpisah, Presiden Guinea Alpha Conde menuturkan beberapa warganya turut menjadi korban tewas dalam kebakaran tersebut.
(rds/ayp)