Ribuan Warga 'Antre' Luapkan Amarah ke Pemimpin Hong Kong

CNN Indonesia
Selasa, 24 Sep 2019 20:02 WIB
Pemimpin Hong Kong mengklaim 20 ribu orang mendaftar untuk mengikuti dialog di mana mereka bisa menumpahkan amarah setelah demonstrasi tiga bulan belakangan.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengklaim 20 ribu orang mendaftar untuk mengikuti dialog di mana mereka bisa menumpahkan amarah setelah demonstrasi tiga bulan belakangan. (Reuters/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengklaim 20 ribu orang sudah mendaftar untuk mengikuti dialog di mana mereka bisa menumpahkan amarah setelah menggelar aksi demonstrasi besar-besaran sejak tiga bulan lalu.

"Kami berjanji peserta dari berbagai latar belakang, dengan sikap politik yang berbeda, bisa menyampaikan opini mereka secara bebas, bahkan menumpahkan amarah mereka," ujar Carrie, Selasa (24/9).
Namun, Carrie menyatakan bahwa hanya 150 orang yang akan dipilih untuk bisa bertemu dengannya dalam dialog selama dua jam tersebut. Ia juga tak mengizinkan demonstran membawa peralatan demo, seperti payung, helm, dan masker.

"Saya harap dialog warga ini dapat berjalan dalam situasi damai, rasional, dan tenang," ucap Carrie sebagaimana dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carrie mengajak masyarakat berdialog setelah gelombang demonstrasi di Hong Kong memasuki pekan ke-17.
Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah mencabut rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.

Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.

Berawal dari penolakan RUU ekstradisi, demonstrasi itu pun berkembang hingga menggaungkan tuntutan agar Carrie mundur dan melepaskan Hong Kong dari China.

[Gambas:Video CNN]
Meski Carrie sudah menyatakan bakal membatalkan RUU ekstradisi, para demonstran tetap mendesak agar tuntutan mereka dipenuhi.

Hampir setiap hari, mereka menggelar unjuk rasa yang tak jarang berujung ricuh. Hingga kini, terhitung 1.500 orang ditangkap dan diadili. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER