Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Malaysia,
Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa pemimpin eksekutif
Hong Kong, Carrie Lam, lebih baik mengundurkan diri di tengah gelombang unjuk rasa selama tiga bulan belakangan.
"Sebagai seorang pejabat, saya pikir, keputusan terbaik adalah mengundurkan diri," ujar Mahathir seperti dilansir
Malay Mail, Jumat (4/10).
Mahathir mengatakan bahwa Carrie lebih baik mundur ketimbang terperangkap dalam dilema sebagai pemimpin eksekutif.
Di satu sisi, Carrie harus menuruti pemerintah China sebagai penguasa Hong Kong. Namun di lain sisi, Carrie harus mendengarkan jeritan rakyat yang kini meminta agar Hong Kong lepas dari China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktanya dia berada di tengah dilema. Dia harus mematuhi pemimpin dan di saat bersamaan dia harus mendengarkan hati nuraninya," ucap Mahathir.
Demonstrasi ini sebenarnya bermula dari tuntutan rakyat Hong Kong agar pemerintah membatalkan pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi. RUU tersebut memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.
[Gambas:Video CNN]Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.
Carrie Lam sendiri sudah memutuskan bakal membatalkan pembahasan RUU ekstradisi itu di parlemen.
Namun, para demonstran enggan berhenti menggelar demo karena tuntutan mereka sudah melebar hingga menggaungkan desakan agar Carrie mundur dan melepaskan Hong Kong dari China.
"Hati nuraninya [Carrie] mengatakan bahwa rakyat Hong Kong memang benar menolak RUU tersebut. Namun di sisi lain, dia tahu konsekuensi jika RUU itu tak diloloskan," kata Mahathir.
(has)