Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan
Amerika Serikat meyakini
rudal yang diuji coba oleh
Korea Utara tak diluncurkan dari kapal selam, melainkan dari platform berbasis laut.
Korea Utara sebelumnya mengklaim berhasil melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.
Korut juga mengklaim bahwa uji coba itu mampu menggerakkan fase baru dalam upaya menahan ancaman serta memperkuat pertahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menilai bahwa itu adalah rudal balistik jarak pendek hingga menengah. Dan kami tidak memiliki indikasi itu diluncurkan dari kapal selam melainkan sebuah platform berbasis laut," kata juru bicara militer AS Kolonel Pat Ryder, Kamis (3/10).
Dalam konferensi pers, juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Mark Esper berbicara dengan mitranya dari Jepang untuk membahas peluncuran tersebut.
[Gambas:Video CNN]"Mereka berdua sepakat bahwa tes Korea Utara itu provokatif yang tidak perlu dan tak membantu diplomasi, Korea Utara harus menghentikan tes ini," kata Hoffman dikutip
AFP.
Uji coba rudal pada Rabu (2/10) itu diperkirakan menjadi ancaman baru bagi AS dan sekutunya. Sebab peluncuran rudal tersebut sulit dideteksi sejak awal dan mobilitas yang cukup tinggi.
Jika terbukti benar, Korut berarti dapat membawa rudal di dalam kapal selam dan membawanya ke perairan manapun untuk menyerang satu negara dari jarak dekat.
Peluncuran itu dilakukan menjelang perundingan denuklirisasi lanjutan dengan AS. Beberapa ahli menduga hal ini menandakan Korut bakal melanjutkan peluncuran rudal jika perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan apapun hingga Desember mendatang.
Rencananya pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump, bakal kembali bertemu pada Sabtu pekan ini untuk memulai kembali perundingan pelucutan senjata nuklir. Negosiasi terakhir di antara kedua belah pihak di Vietnam pada Februari lalu tidak menghasilkan kesepakatan apapun.
Keduanya akhirnya sepakat melanjutkan dialog setelah bertemu di perbatasan antara Korut dan Korsel pada Juni lalu.
Trump sendiri memastikan bahwa perundingan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara tetap berjalan meski Pyongyang melakukan uji coba rudal terbaru pada pekan ini.
(dea)