Kurdi Tuding Turki Gunakan Senjata yang Dilarang

CNN Indonesia
Kamis, 17 Okt 2019 18:13 WIB
Milisi Kurdi menuding Turki menggunakan senjata yang dilarang, seperti bom bakar dan amunisi fosfor putih, saat melakukan gempuran di utara Suriah.
Ilustrasi pasukan Kurdi. (AFP Photo/Bulent Kilic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Milisi Kurdi menuding Turki menggunakan senjata yang dilarang, seperti bom bakar dan amunisi fosfor putih, saat melakukan gempuran di utara Suriah, terutama Ras al-Ain.

"Agresi Turki menggunakan semua senjata yang tersedia terhadap Ras al-Ain," demikian pernyataan Kurdi yang dikutip AFP.

Mereka menyatakan bahwa pasukan Presiden Recep Tayyip Erdogan mulai menghalalkan penggunaan segala jenis senjata karena tidak menyangka Kurdi dapat melakukan perlawanan sengit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dihadapkan dengan kegagalan rencananya, Erdogan menggunakan senjata yang dilarang secara global, seperti fosfor dan bom bakar," bunyi pernyataan Kurdi.
Kelompok Kurdi tersebut lantas mengunggah video yang menunjukkan anak-anak menderita luka bakar. Seorang dokter di Hasakeh mengonfirmasi bahwa luka semacam itu kemungkinan besar akibat terpapar senjata terlarang.

Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, mengakui ada peningkatan jumlah luka bakar dalam pertempuran di daerah Ras al-ain selama dua hari belakangan.

Namun, kelompok pemantau tersebut belum dapat mengonfirmasi penyebab luka bakar tersebut, senjata terlarang atau bukan.
Di tengah kisruh ini, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) selaku tentara defacto di daerah Kurdi, mendesak organisasi-organisasi internasional untuk mengirimkan ahli ke lokasi.

"Kami mendesak organisasi internasional untuk mengirimkan tim guna menyelidiki sejumlah luka akibat serangan. Fasilitas medis di Suriah sangat kekurangan tim ahli," kata juru bicara SDF.

Turki mulai melakukan gempuran ke utara Suriah untuk mengusir pasukan Kurdi, kelompok yang mereka anggap sebagai teroris. Selama ini, kaum Kurdi memang terus menyerukan separatisme di Turki.

Kurdi sendiri selama ini bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat untuk menggempur ISIS di Suriah. Namun, Turki tetap melakukan gempuran setelah dilaporkan mendapatkan "lampu hijau" dari Presiden Donald Trump.

[Gambas:Video CNN]
Tak lama setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana gempuran ini pada pekan lalu, Trump pun menarik pasukan AS dari wilayah Kurdi dengan dalih menghindari korban jatuh dari pihaknya.

Pasukan Kurdi pun merasa AS mengkhianati mereka. Ketika dunia mulai mengkritik Turki, Trump membantah ia memberikan lampu hijau.

Trump lantas mengutus Wakil Presiden AS, Mike Pence, dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk membujuk agar Turki mau melakukan gencatan senjata di Suriah.

Namun, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan mendeklarasikan gencatan senjata selama masih ada ancaman terorisme dari Kurdi. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER