Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang aktivis
Hong Kong kembali menjadi korban
penganiayaan oleh orang tidak dikenal. Dia diserang dengan pisau dan mengalami luka sobek akibat ditebas di leher dan perut.
Seperti dikutip dari
AFP, Minggu (20/10), aktivis yang diserang itu dilaporkan seorang pemuda berusia 19 tahun. Menurut rekan korban, mereka sedang membagikan selebaran kepada sejumlah warga di Distrik Tai Po, dengan mengenakan pakaian hitam-hitam dan masker.
Tiba-tiba, kata saksi, seorang lelaki menyerang rekannya dengan pisau. Pelaku menebaskan pisau ke arah leher dan perut korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya korban mengalami luka parah. Bahkan, saking dalamnya luka akibat tebasan, organ dalam pada bagian perutnya terlihat.
Penyerangan itu berhasil direkam dan tersebar melalui media sosial Twitter. Di dalam rekaman itu terdengar pelaku mengatakan, "Hong Kong adalah bagian dari China.....(Jangan) bikin kacau Hong Kong".
Kepolisian Hong Kong menyatakan berhasil menangkap seorang pelaku yang merupakan lelaki berusia 22 tahun. Korban tetap sadar saat dilarikan ke rumah sakit.
[Gambas:Video CNN]Pada Rabu lalu, pemimpin Front Hak Asasi Manusia (CHRF) sekaligus salah satu tokoh pergerakan pro demokrasi Hong Kong, Jimmy Sham, diserang orang tidak dikenal. Dia dilaporkan dianiaya di pinggir jalan menggunakan palu oleh sejumlah orang hingga mengakibatkan kepalanya luka parah.
CHRF dan Sham adalah penggerak demonstrasi damai yang menolak Rancangan Undang-Undang Ekstradisi Hong Kong sejak Juni lalu. Namun, setelah empat bulan berlalu polemik itu tetap membuat Hong Kong bergolak.
Kini tuntutan para aktivis dan demonstran meluas hingga mendesak penerapan demokrasi menyeluruh dan menolak pengekangan oleh pemerintah China, meminta penyelidikan atas kekerasan polisi, dan meminta pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mundur.
Para demonstran garis keras Hong Kong saat ini juga semakin beringas untuk menyerang polisi. Tidak hanya itu, mereka juga turut merusak sejumlah fasilitas umum dan toko atau kantor perusahaan yang terkait dengan China.
Bahkan, demonstran radikal juga tidak segan menyerang sesama warga Hong Kong yang berbeda pendapat dengan mereka di jalanan.
Mereka juga kerap diserang oleh kelompok preman yang diduga loyal dengan China. Kedua belah pihak sempat beberapa kali bentrok di jalanan, stasiun kereta bawah tanah, dan pusat perbelanjaan.
(ayp/ayp)