Jakarta, CNN Indonesia -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (
PBB) mengirim misi khusus ke
Chile untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia di tengah demonstrasi anti-pemerintah selama sepekan belakangan.
"Kami terus memonitor krisis di Chile sejak pertama kali mencuat. Saya memutuskan mengirim misi verifikasi untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di sana," ucap Komisioner Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, melalui Twitter pada Kamis (24/10).
Dugaan pelanggaran HAM muncul di tengah demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung rusuh di Ibu Kota Santiago sejak sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa ini digelar setelah pemerintah memutuskan menaikkan tarif transportasi umum khusus pada jam sibuk sebesar US$1,17 atau sekitar Rp16 ribu. Pada Januari lalu, ongkos transportasi umum setempat juga sudah dinaikkan.
Akibat kericuhan ini, setidaknya 18 orang tewas, termasuk balita berumur empat tahun. Sebagian besar korban meninggal akibat terjebak saat menjarah toko yang kemudian dibakar.
[Gambas:Video CNN]Presiden Sebastian Piñera pun menetapkan status darurat nasional dan memberlakukan jam malam sejak akhir pekan lalu di Santiago.
Pemerintah juga telah mengerahkan sedikitnya 20 ribu polisi dan tentara untuk meredam kerusuhan, termasuk dengan menggunakan gas air mata dan meriam air ke arah para pedemo.
"Kami tengah berupaya memulihkan kehidupan di negara kami dan mengakhiri jam malam dan semoga bisa segera mencabut status darurat juga," kata Pinera seperti dikutip
AFP.
(rds/has)