
Jerman Pertama Kali Pulangkan Simpatisan ISIS dari Suriah
AFP, CNN Indonesia | Sabtu, 23/11/2019 04:52 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Jerman untuk pertama kalinya akan memulangkan seorang simpatisan ISIS dan anak-anaknya dari sebuah kamp penjara di Suriah Utara.
"Kami mengonfirmasi bahwa tiga anak dan perempuan Jerman yang ditahan di Suriah utara sedang melakukan perjalan ke Irak untuk selanjutnya menuju Jerman," ungkap pihak kementerian seperti dilansir AFP.
Kendati tidak mengungkap identitasnya, majalah Spiegel menyebutnya perempuan yang dimaksud berusia 30 tahun bernama Laura H.
Kepulangan perempuan tersebut dilaporkan terjadi setelah melalui proses negosiasi panjang. Ia ditahan di Suriah Utara sejak Desember 2018.
Pihak berwenang disebut telah melakukan penyelidikan terhadap perempuan tersebut sejak 2016. Ia diduga menjadi bagian dari ISIS dan menelantarkan anak-anaknya.
Laura diketahui menempuh perjalanan dari Giessen di Jerman Barat pada Maret 2016 untuk bergabung dengan ISIS.
Proses pemulangan simpatisan ISIS oleh Jerman terjadi di tengah penolakan oleh sejumlah negara Barat. Tak hanya menolak pemulangan simpatisan ISIS, sejumlah negara bahkan mencabut status kewarganegaraan bagi warganya yang diketahui bergabung dengan ISIS.
Yunani sebelumnya secara tegas menolak pemulangan simpatisan ISIS. Sementara Inggris mencabut status terhadap lebih dari 100 warga negara yang diduga bergabung dengan ISIS.
Merujuk pada Konvensi New York 1961, kebijakan mencabut status kewarganegaraan sebenarnya tergolong ilegal. Namun beberapa negara seperti Inggris dan Prancis belum meratifikasi kebijakan pencabutan warga negara terhadap warga negara (evn/evn)
"Kami mengonfirmasi bahwa tiga anak dan perempuan Jerman yang ditahan di Suriah utara sedang melakukan perjalan ke Irak untuk selanjutnya menuju Jerman," ungkap pihak kementerian seperti dilansir AFP.
Kendati tidak mengungkap identitasnya, majalah Spiegel menyebutnya perempuan yang dimaksud berusia 30 tahun bernama Laura H.
Pihak berwenang disebut telah melakukan penyelidikan terhadap perempuan tersebut sejak 2016. Ia diduga menjadi bagian dari ISIS dan menelantarkan anak-anaknya.
Laura diketahui menempuh perjalanan dari Giessen di Jerman Barat pada Maret 2016 untuk bergabung dengan ISIS.
Proses pemulangan simpatisan ISIS oleh Jerman terjadi di tengah penolakan oleh sejumlah negara Barat. Tak hanya menolak pemulangan simpatisan ISIS, sejumlah negara bahkan mencabut status kewarganegaraan bagi warganya yang diketahui bergabung dengan ISIS.
Merujuk pada Konvensi New York 1961, kebijakan mencabut status kewarganegaraan sebenarnya tergolong ilegal. Namun beberapa negara seperti Inggris dan Prancis belum meratifikasi kebijakan pencabutan warga negara terhadap warga negara (evn/evn)
ARTIKEL TERKAIT

Anak Mantan Presiden Jerman Tewas Ditikam di Rumah Sakit
Internasional 3 minggu yang lalu
Diusir dari Turki, Wanita Eks ISIS Ditangkap di Belanda
Internasional 3 minggu yang lalu
AS Desak Eropa Pulangkan dan Adili Warga Eks Anggota ISIS
Internasional 3 minggu yang lalu
Pesawat Namibia dan Korean Air Bersenggolan di Bandara Jerman
Internasional 3 minggu yang lalu
FOTO: Tiga Negara Larang Tegas Skuter Listrik
Internasional 3 minggu yang lalu
Diusir Turki, Yunani Tolak Terima Simpatisan ISIS
Internasional 4 minggu yang lalu
BACA JUGA

Jerman 'Bingung' Cari Lokasi Kuburan Permanen Limbah Nuklir
Teknologi • 03 December 2019 18:03
VIDEO: Grup 'Neraka' di Undian Piala Eropa 2020
Olahraga • 01 December 2019 12:23
5 Fakta Jerman, Prancis, Portugal di Grup Neraka Piala Eropa
Olahraga • 01 December 2019 05:18
Hasil Undian Piala Eropa: Jerman, Prancis, Portugal Satu Grup
Olahraga • 01 December 2019 00:55
TERPOPULER

VIDEO: Korea Utara Uji Coba Nuklir di Sohae
Internasional • 11 jam yang lalu
VIDEO: Suu Kyi Disambut Pendukung Usai Hadiri Sidang PBB
Internasional 10 jam yang lalu
Korea Utara Kembali Uji Situs Peluncuran Rudal
Internasional 14 jam yang lalu