Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Syura
Taliban dilaporkan sepakat melakukan gencatan senjata sementara di
Afghanistan.
Amerika Serikat memang mensyaratkan hal itu jika ingin proses perdamaian di antara kedua belah pihak dilanjutkan.
Seperti dilansir
Associated Press, Senin (30/12), sebelum diputuskan, empat anggota tim perundingan Taliban menemui dewan syura selama sepekan. Mereka kemudian kembali ke kantor perwakilan Taliban di Qatar pada Minggu pekan lalu.
Keputusan gencatan senjata itu harus disetujui oleh pemimpin Taliban,
Hibatullah Akhundzada. Namun, kemungkinan besar dia tidak bakal menolak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak merinci durasi dan masa berlaku, diperkirakan hal itu akan bertahan selama 10 hari.
Sampai saat ini Amerika Serikat belum memberikan komentar apapun soal gencatan senjata tersebut. Diharapkan dengan keputusan ini proses perundingan AS dan Taliban akan kembali berjalan.
AS menetapkan sejumlah syarat kepada Taliban dalam proses perundingan damai. Yakni menjamin ketertiban umum serta hak-hak kaum perempuan, menjamin kebebasan berpendapat, pengubahan undang-undang dasar, dan berjanji tidak akan menjadikan Afghanistan sebagai tempat persembunyian kelompok ekstremis.
Sebagai gantinya, AS akan menarik sekitar 12 ribu pasukan mereka secara bertahap dan mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 18 tahun. Perang itu sampai saat ini merupakan yang terlama yang dilakoni AS.
[Gambas:Video CNN]Proses perundingan antara AS dan Taliban terhenti sejak September lalu. Penyebabnya adalah Presiden AS, Donald Trump, memutuskan membatalkan sepihak karena serangan Taliban di Ibu Kota Kabul menyebabkan seorang prajurit AS meninggal.
Sejak itu Taliban terus menggelar serangan menargetkan pasukan AS dan Afghanistan. Pekan lalu, serangan bom yang dilakukan Taliban di Kunduz menewaskan seorang prajurit AS.
Minggu kemarin, AS menggelar serangan udara sebagai pembalasan dan menewaskan 13 anggota Taliban.
Taliban menyatakan mereka saat ini hanya mau berunding dengan AS. Sebab, mereka yang berkuasa ketika Negeri Paman Sam menyerbu negara itu pada 2001, tak lama setelah peristiwa serangan terhadap Gedung WTC di New York pada 11 September 2001 yang dilakukan Al-Qaidah.
Akan tetapi, Taliban sampai saat ini tidak pernah menyadari bahwa Al-Qaidah merancang serangan WTC dari Afghanistan.
Perundingan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan akan digelar dua pekan setelah AS dan Taliban meneken perjanjian damai. Dalam negosiasi itu nantinya akan ditentukan mengenai nasib para anggota Taliban dan para panglima perang yang mengendalikan sejumlah milisi.
(ayp/ayp)