Jakarta, CNN Indonesia -- Alih-alih berpesta, puluhan ribu warga Hong Kong memilih turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa saat tahun baru. Unjuk rasa besar-besaran ini berakhir ricuh dan bentrok dengan kepolisian.
Para demonstran berkumpul dan melakukan pawai yang dijuluki 'Suck the Eve' dan 'Shop with You' yang sengaja digelar saat Tahun Baru. Aksi demo ini merupakan bagian dari gerakan pro-demokrasi, pasca dibatalkannya RUU ekstradisi.
Diberitakan
AFP, aksi demonstrasi yang berawal damai ini pecah saat memasuki distrik Wan Chai. Polisi anti huru-hara lalu menembakkan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pengunjuk rasa melemparkan bom molotov. Pendemo yang berpakaian hitam dan bertopeng itu langsung menyiapkan barikade darurat.
Polisi lalu meminta inisiator demo Front Hak Asasi Sipil untuk mengarahkan pengunjuk rasa membubarkan diri.
"Polisi telah meminta kami untuk membubarkan unjuk rasa. Tolong tinggalkan tempat ini dengan tenang dan perlahan," kata perwakilan Front Hak Asasi Sipil melalui megafon.
Aksi unjuk rasa ini merupakan lanjutan dari demo yang dilakukan jutaan orang sejak Juni 2019. Sejak saat itu, polisi telah menangkap 6.500 orang yang terlibat unjuk rasa tersebut.
Hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda demo akan berakhir. Padahal, Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam telah memutuskan mencabut RUU Ekstradisi yang sebelumnya menjadi pemicu konflik. Namun, pengunjuk rasa masih memiliki sejumlah tuntutan yang ditolak Lam.
[Gambas:Video CNN] (ptj/age)