Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald
Trump mengklaim mendiang perwira tinggi militer
Iran, Mayor Jenderal
Qasem Soleimani, berencana meledakkan kedutaan besar Amerika Serikat di Irak sebelum tewas. Jenderal top Iran itu disebut akan menyerang menggunakan
drone.
Trump menuturkan Soleimani bahkan turut mengancam akan menyerang beberapa kedubes AS di luar negeri.
"Soleimani secara aktif merencanakan untuk meluncurkan serangan-serangan baru terhadap beberapa kedutaan besar AS, bukan hanya kedubes AS di Baghdad. Tapi kami menghentikannya secara cepat dan dingin," kata Trump kepada wartawan pada Kamis (9/1).
Seorang pejabat senior AS mengamini klaim Trump tersebut dengan menyebut bahwa Washington memiliki sumber intelijen yang mengetahui beberapa rencana dan ancaman yang melibatkan Soleimani, termasuk penyerangan kedutaan besar menggunakan peledak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana itu terpisah dan lebih canggih daripada upaya penyerbuan kedubes AS di Baghdad oleh anggota milisi Irak pro-Iran, Khatib Hizbullah, dan para pendukung yang berlangsung beberapa hari sebelum serangan
drone terjadi.
[Gambas:Video CNN]Sebagian milisi bahkan menggunakan bom molotov untuk merusak kedubes AS. Dilansir dari
CNN, Soleimani disebut dalang di balik penyerbuan kedubes AS itu.
Pejabat AS itu juga memaparkan bahwa Gedung Putih cukup prihatin dengan ancaman yang ditimbulkan dari kelompok-kelompok pro-Iran ke beberapa kedubes AS, termasuk di Libanon, menjelang operasi serangan terhadap Soleimani.
Meski begitu pejabat AS yang enggan diungkap identitasnya itu tak mau menjelaskan detail rencana penyerangan oleh Iran. Menurut dia informasi intelijen itu bersifat sensitif.
Sejak serangan Soleimani terjadi, AS terus meningkatkan keamanan warga dan personel di Timur Tengah mengantisipasi serangan balasan dari Iran.
AS juga telah mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah dalam beberapa hari terakhir, termasuk ke kedutaan di Beirut dan Baghdad.
(rds/dea)