Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Malaysia menyatakan memulangkan 150 peti kemas berisi
sampah kepada 13 negara maju sejak tahun lalu. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, Yeo Bee Yin, mereka enggan dijadikan sebagai tempat sampah oleh negara-negara kaya.
"Jika orang-orang ingin melihat kami sebagai tempat sampah dunia, maka bermimpi saja. Posisi kami tegas. Kami tinggal pulangkan (sampah) dan memberi pesan bahwa Malaysia bukan tempat sampah dunia," kata Yeo dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, seperti dilansir
Associated Press, Selasa (21/1).
Negara-negara di Asia Tenggara menjadi tempat tujuan pengiriman limbah dari berbagai negara di dunia sejak China melarang impor plastik sejak 2018. Yin menyatakan saat ini Malaysia sudah memulangkan sekitar 4,120 ton sampah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yeo mengatakan sebagai langkah antisipasi pemerintah Malaysia juga memperketat pengawasan di pelabuhan dari tindakan penyelundupan limbah. Dia juga menyatakan sudah menutup 200 pabrik pengolahan plastik ilegal.
Menurut Yeo, Malaysia memulangkan 43 peti kemas sampah ke Prancis kemudian 42 peti kemas ke Inggris. Mereka juga memulangkan 17 peti kemas ke Amerika Serikat, 11 peti kemas ke Kanada, 10 ke Spanyol dan sisanya dikirim ke Hong Kong, Jepang, Singapura, Portugal, China, Bangladesh, Sri Lanka dan Lithuania.
[Gambas:Video CNN]Dalam proses pemulangan itu, Yeo mengatakan pemerintah Malaysia tidak mengeluarkan uang satu sen pun. Sebab menurut dia, seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan kapal kargo dan importir.
Pemerintah Malaysia saat ini juga tengah meminta pemerintah AS mengambil kembali 60 peti kemas berisi sampah. Yeo mengatakan saat ini ada sejumlah peti kemas berisi sampah dari sejumlah negara yang masih berada di pelabuhan, antara lain Kanada 15 unit, Jepang 14 unit, Inggris 9 unit, Belgia 8 Unit.
Yeo berharap pada pertengahan tahun ini Malaysia bisa memulangkan 110 peti kemas berisi sampah milik negara lain.
(ayp/ayp)