Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Selatan mengecam kebijakan
Jepang yang melakukan isolasi pendatang dari negara mereka untuk mencegah penyebaran
virus corona.
Korsel menyebut rencana itu irasional tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu. Karena itu Kementerian Luar Negeri Korsel akan memanggil duta besar Jepang untuk melayangkan protes.
Dikutip dari
AFP, Jumat (6/3), Kemlu Korsel menuduh Jepang memiliki motif terselubung di balik kebijakan tersebut. "Kami tidak bisa tidak mempertanyakan apakah Jepang memiliki motif lain selain menahan wabah," kata Kemlu Korsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Seoul juga mengancam akan membalas tindakan Tokyo tersebut.
"Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan setuju untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan prinsip timbal balik," kata kantor kepresidenan Korsel.
Pemerintah Jepang pada Kamis mengumumkan akan melakukan karantina orang-orang yang datang dari China dan Korea Selatan selama dua pekan demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
[Gambas:Video CNN]Surat kabar lokal Jepang,
Yomiumuri, melaporkan para pendatang dari kedua negara tersebut akan dikarantina di fasilitas medis.
Koran tersebut menuturkan pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe juga akan menangguhkan visa bagi warga Korsel dan China yang ingin mengunjungi Jepang.
Tokyo juga berencana mengurangi penerbangan dari dan menuju kedua negara itu dari Bandara Narita dan Bandara Internasional Kansai.
Kedatangan penumpang kapal-kapal dari China dan Korsel akan ditangguhkan sementara waktu.
Korsel menjadi negara dengan kasus positif virus corona terbanyak setelah China. Hingga Jumat (6/3), jumlah kasus corona di Korsel mencapai 6.284. Virus itu juga menewaskan 42 orang di Negeri Gingseng.
Selain Jepang, sedikitnya 60 negara dan wilayah telah memberlakukan larangan perjalanan dan karantina bagi pendatang dari negara dengan perekonomian terbesar ke-12 di dunia itu.
Jepang dan Korsel memang memiliki hubungan ekonomi yang erat. Keduanya juga sama-sama sekutu dekat Amerika Serikat dalam menghadapi China dan Korea Utara.
Namun, sejarah kolonialisme Jepang di masa Perang Dunia II kerap menjadi batu ganjalan relasi Tokyo dan Seoul. Korsel yang kala itu masih bersatu dengan Korut, berada di bawah jajahan Jepang sekitar 1910-1945.
Selain sengketa wilayah perairan Laut Timur atau Laut Jepang, sejumlah "luka lama" kerap memicu kedua negara berselisih pendapat terkait perbuatan Jepang saat menjajah Korsel.
(dea)