Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah jet tempur
F-16 milik Angkatan Udara
Pakistan (PAF) jatuh di ibu kota Islamabad pada Rabu (11/3), ketika latihan persiapan parade militer yang akan digelar akhir Maret ini.
"Angkatan Udara Pakistan dengan menyesal melaporkan bahwa sebuah pesawat F-16 PAF jatuh di dekat Shakarparian, Islamabad, saat latihan untuk persiapan parade militer 23 Maret mendatang," bunyi pernyataan Angkatan Udara Pakistan.
Militer Pakistan menuturkan tim penyelamat telah dikirim ke lokasi kejadian. Meski begitu, hingga kini belum jelas bagaimana kondisi pilot dan kopilot jet tempur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video yang tersebar di media sosial menunjukkan pesawat itu jatuh setelah mencoba untuk melakukan manuver. Gumpalan asap terlihat mengepul di area bangkai pesawat tak lama setelah terjatuh.
Parade militer tahunan ini digelar sebagai bentuk perayaan Hari Kemerdekaan Pakistan.
Sementara itu, jet F-16 adalah salah satu pesawat militer paling berharga bagi pertahanan Pakistan. Pakistan setidaknya memiliki 50 buah F-16 buatan Amerika Serikat yang masing-masing memiliki harga setidaknya US$40 juta.
Keselamatan penerbangan memang cukup rendah di Pakistan. Kecelakaan pesawat dan helikopter terbilang cukup sering terjadi di negara Asia Selatan itu.
[Gambas:Video CNN]Kecelakaan hari ini terjadi beberapa bulan setelah sebuah jet tempur juga jatuh ketika dalam misi pelatihan di dekat kota Mianwali, Provinsi Punjab Timur. Insiden itu menewaskan kedua pilot.
Pada Juli 2019 lalu, setidaknya 18 orang tewas ketika sebuah pesawat militer kecil milik angkatan darat menabrak sebuah area perumahan di Rawalpindi.
Pada 2016 lalu, pesawat maskapai Pakistan International Airlines terbakar setelah satu dari dua mesin turboprop mengalami gagal mesin saat melakukan penerbangan domestik. Insiden itu menewaskan lebih dari 40 orang.
Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, Burhan Muhammad, beserta istri, Hery Listyawati, meninggal dalam kecelakaan helikopter di Pakistan pada 8 Mei 2015.
Burhan sempat dilarikan ke Singapura untuk mengobati luka bakar yang mencapai 75 persen akibat kecelakaan tersebut. Namun, nyawanya tidak tertolong. Sedangkan sang istri meninggal di lokasi kejadian.
Insiden itu terjadi ketika kedua mendiang memenuhi undangan perjalanan Kementerian Luar Negeri Pakistan untuk membuka proyek pariwisata di kawasan Gilgit-Baltistan yang diagendakan berlangsung dari tanggal 8-11 Mei 2015.
Tujuh orang yang tewas dalam insiden tersebut di antaranya adalah dua pilot dan satu kru warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan.
(rds/ayp)