China di Ambang Kemenangan Lawan Corona

CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2020 16:42 WIB
China berada di ambang kemenangan dalam perang melawan virus corona. Beberapa terakhir ini laporan kasus baru Covid-19 di dalam negeri China terus menurun.
Petugas medis di rumah sakit di Wuhan, China berjibaku merawat pasien virus corona. (Hector RETAMAL / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- China berada di ambang kemenangan dalam perang melawan virus corona. Beberapa terakhir ini laporan kasus baru Covid-19 di dalam negeri China terus menurun.

Rumah sakit darurat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang dibangun untuk menangani pasien Covid-19 telah ditutup.

Menurut AFP, orang-orang di China sudah mulai pergi bekerja, pabrik-pabrik beroperasi, dan sekolah di beberapa wilayah telah dibuka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Satu hingga dua bulan lalu, puluhan hingga ribuan orang meninggal akibat virus corona. Total ada 3.249 korban jiwa termasuk petugas kesehatan yang "berdarah-darah" berjaga di garda paling depan menanggulangi virus corona.

Salah satunya seorang dokter di Wuhan Li Wenliang yang meninggal Februari lalu. Li menjadi whistleblower yang memperingatkan publik terkait potensi penyebaran wabah serupa SARS pada Desember lalu. Namun, Li dan beberapa rekannya justru dibungkam oleh pemerintah China hingga akhirnya virus menyebar tanpa bisa dikendalikan.
China di Ambang Kemenangan Lawan CoronaLi Wenliang, dokter di Wuhan yang meninggal Februari lalu. Dia merupakan whistleblower potensi penyebaran corona. (AP Photo)

Pemerintah akhirnya memberlakukan lockdown setelah melihat wabah virus corona yang kian mengkhawatirkan.

Tak hanya di Wuhan yang menjadi sumber penyebaran dan tempat pertama kalinya Covid-19 muncul, namun lebih dari 40 juta orang di Provinsi Hubei tak dapat bergerak di bawah isolasi ketat.

[Gambas:Video CNN]

Selama lockdown berlangsung, warga tidak boleh keluar rumah. Akan tetapi, pasokan makanan mereka terjamin. Pemerintah hingga swasta rajin menyuplai kebutuhan pangan.

Seorang WNI yang tinggal di Wuhan mengaku turut mendapat kiriman makanan dari pihak universitas selama diisolasi dalam asrama sekolah.

Mereka membagikan kebutuhan sayur, buah, hingga daging bagi penghuni asrama sekitar dua hingga tiga kali seminggu. Bahan-bahan tersebut diambil oleh universitas dari toko-toko di Wuhan yang tutup.


Namun, beberapa warga Wuhan menyatakan kepada CNN bahwa mereka harus bergantung pada komite lingkungan yang ditunjuk. Karena dilarang keluar, mereka harus membuat pesanan kelompok untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari yang seringkali harganya lebih tinggi.

Kehidupan di bawah lockdown juga menambah beban mental karena kondisi tertutup kerap menimbulkan kegelisahan.

Melansir South China Morning Post, selain Hubei, Beijing pun menerapkan karantina massal dengan dukungan aparat dan teknologi pengawasan kuat, serta jaringan pengaman komunitas yang besar. Namun, kebijakan itu dinilai beberapa pihak bertentangan dengan hak asasi manusia.


Langkah lainnya yang dilakukan pemerintah China yakni membatasi perkumpulan publik yang dapat mengundang banyak massa dan menyetop operasional transportasi publik. Sekolah, universitas, dan pertokoan dihentikan sementara.

Pemerintah juga menerapkan pemeriksaan suhu di jalan dan menerjunkan beberapa aparat di pintu-pintu masuk bangunan tempat tinggal untuk berjaga.

Perusahaan di Beijing bahkan membantu pemerintah dengan menerbangkan drone dilengkapi kamera termal untuk meningkatkan deteksi virus hingga membantu mengembangkan vaksin.
China di Ambang Kemenangan Lawan CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian

China mampu membuat rumah sakit darurat dalam waktu kurang dari dua pekan. Beberapa lainnya disiapkan dari fasilitas publik yang sudah ada, seperti bangunan sekolah, stadion, atau pabrik, yang dapat menampung hingga dua ribu pasien.

Pemerintah menerjunkan sekitar 1.400 petugas medis dari kalangan militer untuk merawat sekitar 1.000 pasien di masing-masing RS.

Sebanyak 346 tim medis dari seluruh negeri masih disiagakan hingga hari ini. Jumlah keseluruhan tim yang diperbantukan mencapai 42.600, termasuk 19 ribu tenaga kesehatan.

Upaya China Tangani Virus Corona Temui Titik Terang

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER