Sederet upaya yang dilakukan pemerintah China untuk mengatasi pandemi virus corona akhirnya menunjukkan titik terang. Untuk pertama kalinya, China melaporkan kasus domestik akibat virus corona nihil pada Kamis (19/3).
Keberhasilan mengendalikan virus mematikan itu tak lepas dari fasilitas dan sistem kesehatan China yang sangat mumpuni. Hal itu diakui sendiri oleh warga mereka.
“Jika sesuatu terjadi pada saya, saya lebih memilih berada di China. Layanan perawatan kesehatannya lebih baik. Sistem medisnya telah menangani puluhan ribu kasus,” kata salah seorang mahasiswa China di Amerika Serikat, seperti dikutip
South China Morning Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China telah menutup seluruh rumah sakit darurat yang berjumlah 16, per 10 Maret lalu. Seluruhnya terletak di Hubei, pusat perkembangan virus corona. Relawan medis yang tersebar di seluruh China juga berangsur dipulangkan.
Presiden Xi Jinping telah mengunjungi Wuhan untuk pertama kalinya sejak wabah merebak akhir tahun lalu. Xi menyatakan bahwa penyebaran penyakit itu "pada dasarnya telah diatasi".
Terkecuali Wuhan, orang-orang di Hubei yang dinyatakan sehat sudah boleh bepergian di dalam kawasan provinsi, hingga meninggalkan Hubei untuk bekerja atau berpindah rumah.
Namun, di atas suka cita akan kemenangan di depan mata, kini China dihadapi oleh masalah baru.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan kasus dari luar negeri justru cenderung melonjak dengan bertambahnya 34 pasien baru. Hal tersebut dikhawatirkan akan merusak kemajuan yang telah dibuat China.
Untuk itu, China masih memberlakukan
lockdown di beberapa daerah. Pemerintah juga mewajibkan karantina selama dua pekan bagi seluruh pendatang dari luar negeri yang singgah di Beijing.
"Kita seharusnya jangan pernah membiarkan tren positif berkelanjutan yang didapatkan susah payah berbalik," kata Xi Jinping saat pertemuan kepemimpinan Partai Komunis, seperti dikutip
AFP.
 Rumah sakit darurat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang dibangun untuk menangani pasien Covid-19 telah ditutup (AP/Xiao Yijiu) |
China khawatir virus itu kembali menyebar dari dari luar negeri sebab kini ratusan negara di dunia tengah berjuang mati-matian melawan corona. Keadaan berbalik, ketika waktu itu China menjadi negara yang menyebarkan virus corona, kini mereka justru takut tertular dari negara lain.
Bahkan kini jumlah kasus virus corona di negara lain dilaporkan lebih besar ketimbang di China.
Johns Hopkins University mencatat, virus corona telah menginfeksi 218.743 orang di seluruh dunia. Sebanyak 8.810 orang di antaranya dinyatakan meninggal, sementara 84.113 lainnya dinyatakan sembuh.
Jika digabungkan total ada lebih dari 120 ribu kasus berasal dari negara-negara lain, angkanya jauh di atas China.
Di China sendiri, sebanyak 70.525 orang dari 81.137 kasus virus corona dinyatakan sembuh. Sementara itu, jumlah orang yang masih dirawat yakni sekitar tujuh ribu orang. Italia dan Iran menjadi negara yang melaporkan kasus terbanyak dalam beberapa hari terakhir.
 Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi |
Sedikit banyak China dapat menjadi contoh bagi negara lain yang tengah memerangi corona. Kebijakan
lockdown yang bisa ditiru sejatinya harus dibarengi dengan ketegasan pemerintah. Kendali dan pengawasan ketat dari pemerintah China telah memaksa warga untuk patuh.
(ang/dea)