Jakarta, CNN Indonesia --
Eropa termasuk salah satu kawasan yang terimbas infeksi virus corona SARS-COV-2 cukup parah. Italia menjadi salah satu negara dengan situasi korban meninggal Covid-19 terparah.
Saat ini, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Italia sudah menyalip China, Kamis (19/3). Total kematian di Italia pun melebihi laporan China dan Iran.
Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Italia menjadi yang mencapai sepertiga penderita SARS-COV-2 yang meninggal di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Worldometers, Italia memiliki lebih dari 53 ribu kasus Covid-19. Sebanyak 4.825 diantaranya meninggal dan 6 ribu lainnya kembali sehat.
Sementara di Prancis, saat ini terdapat 16 ribu kasus infeksi virus corona di Prancis, dengan 7.240 orang dirawat di rumah sakit.
Angka kematian akibat virus corona SARS-COV-2 di Prancis pun terus naik. Pada Minggu (22/3) 112 orang meninggal, sehingga total terdapat 674 kasus kematian akibat Covid-19 di negara itu.
Untuk mengurangi penularan dan dampak kematian Covid-19, sejumlah negara Eropa telah melakukan kebijakan sebagai berikut.
1. Karantina Italia larang penduduk keluar rumah guna kurangi penularan virus corona. (AP Photo/Luca Bruno) |
Sejumlah negara Eropa mewajibkan warga untuk tinggal di rumah. Aturan ini berlaku di Belgia, Prancis, Spanyol. Mereka diperbolehkan keluar hanya untuk perawatan kesehatan, olahraga, atau berbelanja kebutuhan pokok.
Yunani menyusul kebijakan ini secara nasional pada Senin (23/3). Negara itu pun memberlakukan isolasi 14 hari bagi mereka yang baru bepergian dari luar negeri.
Lebih jauh, Italia telah menutup semua taman publik dan menghentikan kegiatan produksi yang tidak penting.
Pemerintah Spanyol meminta parlemen memperpanjang kondisi darurat selama 15 hari hingga 11 April.
Sementara Prancis kian memperketat jam malam di beberapa kota seperti Nice dan Montpellier.
Austria pun melakukan pengetatan karantina hingga 13 April.
Jerman dan Rusia meminta warga menjaga jarak dan membatasi kontak langsung dengan orang lain. Di Bavaria, wilayah Jerman, bahkan pelanggaran ketentuan ini bisa dikenai hukuman penahanan.
Inggris melakukan penutupan bar, pub, dan restoran. Pemerintah juga mendesak1,5 juta orang yang paling berisiko terpapar virus untuk tidak keluar rumah.
Portugal menyatakan situasi darurat dan meminta warga tinggal di rumah. Mereka juga melakukan penutupan tempat usaha yang tidak esensial.
Turki juga melarang keluar rumah warga dengan usia di atas 65 tahun atau mereka yang menderita penyakit kronis.
Slovakia, Kroasia, Latvia, Estonia, Moskow, dan Norwegia pun menerapkan kebijakan isolasi diri bagi mereka yang baru bepergian dari luar negeri.
Rumania tak izinkan sebagian besar orang asing masuk ke negara mereka.
[Gambas:Video CNN]2. Pembatasan imigrasiPada 17 Maret, Uni Eropa lakukan larangan masuk bagi para pelancong dari luar wilayah mereka. Periode pertama larangan ini berlaku selama 30 hari.
Namun, kebijakan ini tidak memblokir warga Uni Eropa yang kembali pulang, pekerja sosial, pekerja lintas batas, atau warga negara Inggris.
Jerman memperketat pembatasan kepada beberapa negara termasuk Prancis. Prancis pun membalas dengan hanya mengizinkan transportasi barang dan pekerja perbatasan dari Jerman.
Hongaria dan Spanyol menutup akses kedatangan ke negara mereka. Turki menutup perbatasan dengan Yunani dan Bulgaria.
Siprus, Republik Ceko, Denmark, Lithuania, dan Slovakia telah menutup perbatasan mereka dari orang asing dan Slovakia, kecuali Polandia.
Rusia telah menutup perbatasan darat dengan Norwegia dan Polandia. Austria telah menutup perbatasan dengan Italia dan Swiss.
3. Menutup sekolahSejumlah negara Eropa menutup sekolah dan universitas. Kebijakan ini dilakukan di Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Lithuania, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Romania, Slovakia, Slovenia, Spanyol , Swiss, Turki dan Ukraina.
Di Swedia hanya sekolah menengah dan universitas ditutup. Menyusul, Inggris juga menutup sekolahnya pada Jumat (20/3).
 Foto: Claudio Furlan/LaPresse via AP |
4. Larang pertemuanLarangan berkumpul dalam jumlah besar telah dilakukan dengan batasan yang berbeda-beda antar negara di Eropa.
Di Belgia, Siprus, Prancis, dan Italia semua pertemuan dilarang. Di Turki, doa bersama ditunda dan tempat ibadah ditutup.
Di Jerman, Kanselir Angela Merkel mengatakan pada hari Minggu bahwa pertemuan publik lebih dari dua orang akan dilarang selama dua minggu ke depan.
 Warga dilarang melakukan perkumpulan dalam jumlah besar (AFP/ALBERTO PIZZOLI) |
5. Menutup bisnis Austria, Bulgaria, Luksemburg, Belanda, Slovenia, dan Ukraina telah menutup semua tempat yang bisa digunakan sebagai tempat berkumpul.
Toko-toko yang tidak penting ditutup di Andorra, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol, yang juga telah menutup hotel dan akomodasi wisata.
Restoran, bar, klub malam dan bioskop ditutup di seluruh Eropa bahkan pub di Irlandia dan rumah bordil di Belanda.
Hongaria telah menutup tempat umum tetapi tidak menutup toko-toko. Sementara Yunani telah menutup museum, situs arkeologi, dan sebagian besar hotelnya.
6. Batasi transportasi Prancis telah banyak mengurangi transportasi jarak jauh dan mengurangi setengah dari perjalanan kereta api di negara itu.
Transportasi umum pun berkurang di London, Luksemburg dan Paris. Polandia telah membatalkan semua penerbangan internasional dan perjalanan kereta api.
Perjalanan udara Austria mendekati nol dan negara itu mengurangi banyak perjalanan kereta api mereka. Turki pun menangguhkan hubungan udara dengan 68 negara.
(eks)