Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Spanyol meminta warganya membatasi aktivitas sehari-hari dan tak keluar rumah tempat tinggalnya untuk memerangi penyebaran
virus corona. Sejak sepekan terakhir, pemerintah Spanyol mulai menutup akses ke perbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan kebijakan untuk mengisolasi diri warganya.
Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh para tunawisma. Mereka tidak memiliki tempat tinggal untuk berlindung dari bahaya virus yang angkanya terus bertambah di Spanyol.
Pertokoan di penjuru negara tersebut mulai ditutup atas instruksi pemerintah. Gedung perkantoran serta perkotaan yang umumnya ramai mulai sepi kehidupan sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada seribu tunawisma yang tercatat tinggal di Barcelona. Mereka umumnya memenuhi trotoar di pinggir jalan untuk beristirahat. Sejak pertokoan ditutup, Barcelona tak ubahnya kota mati lantaran tampak lengang dari kerumunan.
"Seolah-olah telah terjadi ledakan nuklir dan (orang) semuanya berlindung di bunker. Hanya kami, para tunawisma, yang tersisa di luar," ujar Gana (36), seorang tunawisma yang sudah tinggal di jalanan sejak delapan tahun lalu.
[Gambas:Video CNN]Mengutip
Associated Press, sejumlah pos dan dapur umum untuk tunawisma di kota tersebut mulai mengurangi jam operasional, bahkan tak beroperasi selama diberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas di luar ruangan.
Akibatnya, Gana terpaksa berlindung di pinggir toko furnitur yang sudah beberapa hari terakhir tutup. Ia tidur dengan beralaskan kotak kardus dilengkapi selimut lusuh.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
"Saya pikir saya telah menyaksikan semua hal dalam 12 tahun terakhir tidur di jalan. Tetapi tidak. Keheningan ini sepanjang hari membuat saya takut, lebih dari ketakutan akan virus itu sendiri," ujar tunawisma lain, Riccardo (32).
Sehari-harinya Riccardo berbagi 'ruangan' dengan empat tunawisma lainnya dari berbagai negara di satu area perbelanjaan dekat Las Ramblas. Sudah tidak ada lagi aktivitas warga di area tersebut, sehingga mereka menggunakannya sebagai tempat tinggal.
Pihak berwenang telah berupaya mencari solusi bagi para tunawisma yang terlantar. Salah satu opsinya yakni memasukkan mereka ke penampungan kelompong, kendati ada kekhawatiran tingginya risiko terinfeksi virus corona.
Pusat pameran IFEMA di Madrid misalnya. diubah menjadi tempat penampungan sementara dengan kapasitas 150 tempat tidur. Sebuah sekolah di Barcelona juga disulap jadi tempat penampungan sementara untuk setidaknya 56 orang tuna wisma.
Para pejabat Spanyol sendiri berjanji akan menyediakan lebih banyak tempat tidur bagi para tunawisma yang masih menetap di jalanan.
(fey/evn)