3 Negara Sempat Melirik Herd Immunity untuk Lawan Corona

CNN Indonesia
Jumat, 03 Apr 2020 11:27 WIB
Alih-alih memutuskan lockdown karena corona, Inggris, Belanda, dan Swedia sempat berencana untuk menerapkan herd immunity.
Kondisi kota Madrid, Spanyol saat lockdown karena virus corona. (Foto: AP Photo/Bernat Armangue)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus virus corona hingga saat ini telah menginfeksi lebih dari 950 ribu orang di seluruh dunia. Eropa menjadi wilayah dengan negara-negara yang terkena dampak paling parah dibandingkan benua lain.

Kendati kasus total kasus penyebaran corona tertinggi berasal dari Amerika Serikat, namun Italia menjadi negara dengan angka kematian terbesar. Selain Italia, kasus corona terbanyak di Eropa juga berasal dari Spanyol, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus corona. Selain mengambil kebijakan penguncian wilayah (lockdown), sejumlah negara juga menginisiasi pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) untuk menghentikan penyebaran infeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herd immunity terjadi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap infeksi virus. Dengan cara itu, virus akan kesulitan menemukan inang yang rentan hingga akhirnya bisa menghentikan wabah.

Kendati bisa mengatasi penyebaran pandemi, konsep ini justru dinilai mengerikan karena virus akan terus dibiarkan menyebar dan menginfeksi banyak orang terlebih dahulu. Para ahli bahkan memperkirakan butuh 60-70 persen orang yang terinfeksi untuk membentuk populasi yang kebal hingga akhirnya mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Sejauh ini, tiga negara di Eropa yakni Inggris, Belanda, dan Swedia sempat merencanakan untuk menerapkan herd immunity untuk menghentikan penyebaran virus corona. Namun, ketiga negara kemudian membatalkan strategi tersebut karena berisiko cukup besar.

Inggris

Inggris menjadi negara yang pertama kali mengenalkan secara tidak resmi konsep herd immunity untuk menghentikan penyebaran pandemi corona.

Media Inggris melaporkan bahwa "pemerintah Inggris membiarkan virus menjangkau seluruh populasi sehingga dapat memperoleh kekebalan kelompok" dan meminimalkan dampak Covid-19.

"Karena sebagian besar orang menderita gejala ringan, (tujuan kami) untuk membangun semacam kekebalan kelompok sehingga lebih banyak orang yang kebal terhadap penyakit ini dan mengurangi penularannya," kata kepala penasihat ilmiah Inggris, Patrick Vallance, dalam siaran televisi, seperti dikutip The Guardian, Kamis (2/4).

Dikutip dari Conversation, diperkirakan 47 juta penduduk Inggris harus terinfeksi terlebih dulu untuk mencapai herd immunity. Dengan estimasi tingkat kematian 2,3 persen dan 19 persen kasus dengan gejala berat, ini berarti lebih dari satu juta warga Inggris diperkirakan akan meninggal dan delapan juta lainnya mengalami gejala berat dan harus dirawat di rumah sakit, jika herd immunity diterapkan.

[Gambas:Video CNN]

Namun, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kemudian mengatakan bahwa membentuk herd immunity bukanlah strategi utama mereka untuk menghentikan virus.

"Itu adalah konsep ilmiah, bukan tujuan atau strategi. Strategi kami adalah untuk melindungi (pasien) yang paling rentan dan melindungi National Health Service melalui pengendalian, perlambatan, penelitian dan mitigasi," kata Hancock dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Independent, Kamis (2/4).

Pada akhirnya Pemerintah Inggris memilih lockdown daripada herd immunity. Pada pekan lalu mulai menerapkan lockdown selama tiga pekan guna mencegah penyebaran virus corona. Semua pertokoan yang tidak terlalu penting ditutup. Begitupun tempat ibadah, sehingga seluruh kegiatan keagamaan di luar rumah ditiadakan.

Sejauh ini Inggris melaporkan 33.718 kasus virus corona. Sebanyak 2.921 di antaranya meninggal, dan lebih dari 100 orang sudah dinyatakan sembuh.

Belanda

Sempat merencanakan mengadopsi langkah Inggris, Belanda kemudian membatalkan strategi herd immunity untuk menyetop corona di negaranya. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pun mengonfirmasi perpanjangan kebijakan lockdown hingga akhir April.

Dengan demikian, seluruh sekolah, restoran, bar, kelab malam masih akan ditutup. Pemerintah juga menutup pertokoan, kecuali supermarket.

Sebelumnya, Rutte mengusulkan untuk membiarkan virus corona menyebar di kalangan populasi dengan kecepatan yang lebih lama, sehingga dapat 'membangun kekebalan kelompok'. Namun, karena mendapat banyak kritik, ia meralat pernyataan tersebut.

Rutte kemudian menegaskan, membentuk herd immunity bukanlah tujuan utama pemerintah dalam menyetop wabah. Namun, ia menyebut kekebalan semacam itu akan terbangun dengan sendirinya jika persebaran virus semakin meluas.

"Tujuan dari strategi kami adalah untuk memastikan sektor perawatan dapat mengatasi (virus), agar lansia dan orang rentan dilindungi sebanyak mungkin," kata Rutte, seperti dikutip Dutch News, Kamis (2/4).

Hingga Kamis, Belanda mencatat 14.697 orang terinfeksi virus corona. Sebanyak 1.339 orang di antaranya meninggal dunia, sedangkan 250 dinyatakan sembuh.

Lanjut ke halaman berikutnya: Swedia

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER