Sikap warga AS yang tak mematuhi aturan dinilai sebagai faktor lain yang menyebabkan kasus corona terus melonjak di Negeri Paman Sam.
Sebagian besar warga AS masih menganggap enteng imbauan pembatasan pergerakan dan social distancing (menjaga jarak).
Padahal, kedua langkah itu dianggap WHO dan komunitas internasional sebagai kebijakan paling sederhana, namun berpengaruh dalam menekan penularan corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Florida, Ron DeSantis, dikritik keras lantaran enggan menutup pantai-pantai di negara bagiannya itu. Akibatnya, ribuan warga masih bermain dan berjemur di pantai-pantai di Florida. Hal serupa juga terjadi di negara bagian lainnya.
Contoh kasus lainnya, sebanyak 44 mahasiswa Universitas Texas dinyatakan positif corona setelah nekat berlibur ke Meksiko pada pertengahan Maret lalu.
Beberapa gereja di AS juga masih menggelar kegiatan keagaamaan.
Rapid Test TerbatasSalah satu faktor lain yang menyebabkan kasus corona terus meningkat di AS adalah minim pemeriksaan Covid-19 akibat keterbatasan alat.
Di awal penyebaran corona terjadi di AS, pihak berwenang dinilai tidak dapat melakukan penelusuran dan pelacakan riwayat kontak pasien lantaran alat tes yang terbatas dan lambat.
Semula, Gedung Putih juga "memonopoli" uji laboratorium tes corona dan pengembangan alat pemeriksaannya. Saat itu, Gedung Putih mengharuskan semua sampel awal pemeriksaan virus corona dikirim dan diteliti di markas Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) di Atlanta.
Insiden CDC salah mengirimkan alat tes corona ke sejumlah negara bagian juga dinilai turut membuang cukup banyak waktu terbaik AS dalam melacak, memeriksa, dan memutus mata rantai penularan corona di Negeri Paman Sam.
 Rumah sakit darurat pasien virus corona di New York. (AFP/MIGUEL MEDINA) |
Sejak kasus kematian pertama akibat corona pada 29 Februari lalu, pemerintah AS mulai mengizinkan swasta untuk turut menguji dan mengembangkan alat pemeriksaan corona.
"Jika kita bisa melakukan penelusuran riwayat kontak pasien sejak awal, kita mungkin akan menemukan lebih banyak kasus dengan cepat dan mematikan titik penyebaran," kata Direktur Kedokteran Darurat Universitas John Hopkins, Dokter Gabor Kelen, seperti dilansir
Japan Times.
Selain itu, AS juga tak melakukan pemeriksaan masif terhadap warganya. Pejabat kesehatan hanya memeriksa warga yang telah memiliki gejala akut Covid-19.
Padahal, Trump mengklaim seluruh warga bisa menerima pemeriksaan dan tes corona. Bahkan, Trump mengatakan bahwa warga AS bisa diperiksa secara gratis.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
Namun, banyak warga mengeluh bahwa mereka tidak bisa serta merta melakukan tes corona. Selain itu, warga juga akan dipungut biaya pemeriksaan yang bisa mencapai ratusan dolar jika hasil tes corona menyatakan negatif Covid-19.
(rds/ayp)
[Gambas:Video CNN]