Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah tenaga medis di
Jerman melakukan protes akibat kurangnya
alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien
virus corona kepada pemerintah, dengan cara memajang foto tanpa busana di sebuah situs internet.
Foto-foto tersebut diunggah ke sebuah situs bernama
BlankeBedenken.
"Kami adalah dokter Anda. Untuk dapat merawat Anda dengan aman, kami membutuhkan alat pelindung. Ketika kami kehabisan (persediaan), kami terlihat seperti ini," demikian isi pernyataan di dalam situs tersebut, seperti dilansir
CNN, Rabu (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika pandemi virus corona menyebar ke seluruh dunia, tenaga kesehatan berada di garis depan berjuang melawan Covid-19. Namun, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa terjadi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD).
"Kita semua rentan (tertular). Praktik medis membutuhkan lebih banyak dukungan dari (bidang) politik," demikian lanjut isi pernyataan di situs tersebut.
CNN tidak bisa secara independen mengonfirmasi keaslian situs atau hubungan spesifik dari foto orang yang dipajang di dalamnya. Perwakilan dari situs belum menanggapi permintaan wawancara dengan
CNN, dan tidak jelas institusi atau lembaga pemerintah mana yang mereka nilai sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekurangan APD tersebut.
"Karena meningkatnya infeksi Covid-19 di seluruh dunia, permintaan pasokan medis seperti sarung tangan, masker pernapasan, pakaian pelindung, dan ventilator juga meningkat. Hal ini menyebabkan kurangnya pasokan di seluruh dunia," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Jerman kepada
CNN dalam sebuah pernyataan.
"Bekerja sama dengan penyedia logistik Jerman, Kementerian Kesehatan Federal telah mengatur distribusi pasokan medis kepada Asosiasi Dokter Asuransi Kesehatan Wajib dan negara-negara federal. Pada akhir pekan lalu Kementerian Kesehatan Federal telah mendistribusikan sekitar 133 juta topeng pelindung," ucap juru bicara itu.
Pada Senin lalu, Jerman menerima kiriman 10 juta masker dari China. Mereka juga menyewa dua pesawat untuk mengangkut 15 juta masker pelindung karena saat ini pemakaian masker menjadi kewajiban di Jerman.
Sejak pekan lalu, banyak pembatasan publik yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona di negara itu telah dilonggarkan. Pertokoan yang tidak lebih dari 800 meter persegi diizinkan dibuka kembali, demikian juga agen penjualan mobil dan toko sepeda.
Menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins, ada lebih dari 159.000 kasus virus corona yang dilaporkan dan lebih dari 6.000 kematian di Jerman.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
Kanselir Angela Merkel telah memperingatkan kepada parlemen Jerman untuk tidak segera berpuas diri. Ia mengatakan bahwa Jerman masih berada di fase awal krisis virus corona dan harus hidup bersama virus tersebut untuk waktu yang lama.
"Tidak ada yang suka mendengar ini, tapi ini adalah kebenaran. Kita tidak hidup dalam fase akhir dari krisis ini," kata Merkel pekan lalu.
(ans/ayp)
[Gambas:Video CNN]